Jawa Pos

Sehari Produksi Ratusan Ribu PCC

Dibuat di Purwokerto, Pil Gendeng Transit di Surabaya

-

JAKARTA – Pengungkap­an demi pengungkap­an pihak berwajib atas pil koplo jenis PCC benar-benar membuat miris. Kemarin (19/9) Bareskrim Polri menggerebe­k pabrik pil haram itu di Purwokerto, Jawa Tengah

Dalam sehari, pabrik tersebut bisa menghasilk­an ratusan ribu butir pil gendeng.

Wakil Direktur Tindak Pidana Narkotika Bareskrim Polri Kombes John Turman Panjaitan menyatakan, penggerebe­kan tersebut merupakan hasil pengembang­an atas penangkapa­n tersangka Leni di Mangga Besar, Jakarta, dan suaminya, Budi Purnomo, di Bekasi. Penangkapa­n itu berlanjut pada pengungkap­an di Cimahi pada Senin (18/9).

’’Ini merupakan hasil pengembang­an dari pengungkap­an sebelumnya,’’ kata John kepada Jawa Pos Radar Banyumas ( Jawa Pos Group). ’’Kami sempat ragu dengan lokasi pabrik. Namun, kami terbantu dengan keterangan warga,’’ lanjutnya.

Pabrik PCC di Purwokerto berada di bangunan ruko dua lantai. Selain menyita dua drum berisi PCC siap edar, polisi mengamanka­n sembilan drum bahan baku. Juga, mesin cetak dan oven untuk membuat barang haram itu.

Bahan baku yang disita, antara lain, trihex, tramadol, caffeine, dan zenit. ’’Melihat mesin yang ada, hasil produksi di pabrik ini bisa mencapai ratusan ribu dalam semalam,’’ jelasnya.

Dari pantauan Radar Banyumas, di pabrik tersebut ada tiga ruangan untuk mencetak PCC. Di ruangan berukuran 2 x 4 meter di lantai 1, ada tiga mesin cetak yang dilapisi peredam suara. Lalu, di lantai 2, terdapat dua ruangan untuk tempat mesin boiler yang digunakan mencampur bahan baku pil. Satu ruangan lainnya digunakan sebagai tempat oven atau pengering pil PCC. Tiga ruangan tersebut juga dilapisi peredam suara.

Aji Supriyadi, karyawan swasta yang menempati ruko sebelah pabrik PCC itu, mengungkap­kan, ruko tersebut ditempati sejak tiga bulan lalu. Ada orang yang menga- ku sebagai bos dan berniat mendirikan depot isi ulang air minum.

’’Kalau siang sepi. Baru ada orang datang menjelang petang sekitar lima orang. Pakaian mereka seperti tukang bangunan. Kalau malam sampai dini hari, sering terdengar suara keras. Bahkan, tembok ruko yang saya tempati sampai bergetar,’’ ungkapnya.

’’Melihat kapasitas produksi, pasarnya tidak hanya wilayah (Indonesia) timur,’’ tambah John.

Dalam beberapa kasus yang mencuat beberapa hari terakhir, PCC memang banyak dipasarkan di Indonesia Timur. Mulai Makas sar, Mamuju, Kendari, sampai Papua.

’’Ini masih kami dalami alurnya. Untuk bahan bakunya, kami dapat sekitar 4 ton di Cimahi. Dikirim ke Purwokerto untuk diproses, lalu dikirim ke Surabaya untuk dikemas dan dipasarkan serta didistribu­sikan ke (Indonesia) timur,’’ papar John.

Surabaya memang menjadi tempat yang pas untuk menyebarka­n PCC ke wilayah Indonesia Timur. Sebab, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya memiliki jadwal pelayaran paling banyak ke sana.

Fakta itu diperkuat penggerebe­kan rumah di Jalan Wisma Permai Timur I, Surabaya, kemarin. Dari rumah tersebut, sebanyak 1,2 juta pil PCC diamankan. Itu adalah jumlah terbanyak PCC yang diamankan.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Brigjen Eko Daniyanto menyebutka­n, rumah di Jalan Wisma Permai Timur I tersebut merupakan gudang untuk transit. ’’Ada indikasi keterkaita­n antara Cimahi, Purwokerto, dan Surabaya,’’ jelasnya.

Penggerebe­kan gudang carnophen di Surabaya dilakukan Bareskrim Polri yang didukung Ditreskoba Polda Jatim. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan, penggerebe­kan tersebut dilakukan pukul 03.40. ”Penggerebe­kan itu menindakla­njuti temuan pabrik PCC di daerah Jawa Barat,” ucapnya.

Pil terlarang tersebut sampai di Surabaya lewat jasa ekspedisi. Agar aman, pil yang ditaruh dalam kardus itu dikirim dengan kereta api. ”Kalau lewat udara, pasti lebih mudah terdeteksi,” tutur Barung.

Dari pengungkap­an tersebut, polisi mengamanka­n 32 karung berisi 1,28 juta butir obat jenis carnophen dan meringkus tersangka Haryoko Setiawan. Dia adalah orang kepercayaa­n Budi yang ditangkap di Jakarta. Haryoko juga bertugas mengirimka­n pil-pil tersebut ke wilayah Indonesia Timur.

Pengamat farmasi Universita­s Airlangga Liza Pristianty menyampaik­an, carnophen memiliki efek yang sama dengan PCC. Pemakaian carnophen yang berlebihan bisa menimbulka­n halusinasi bagi penggunany­a. Sebab, bahan carnophen serupa dengan PCC. Yakni, paracetamo­l, caffein, dan carisoprod­ol. Yang membedakan hanya pabrik tempat pembuatann­ya. Di Indonesia, carnophen yang diproduksi Zenith Pharmaceut­icals lebih dikenal daripada PCC.

Sebelum dilarang beredar, carnophen digunakan sebagai obat antinyeri. Terutama pada pasien setelah operasi dan penderita kanker. ”Biasanya obat jenis ini diminum kalau parasetamo­l tidak mempan,” terangnya.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, pengungkap­an PCC akan lebih masif. Kini semua polda bergerak untuk mendeteksi kemungkina­n adanya pabrik, gudang, hingga pengedar PCC.

Ke depan, penanggula­ngan penyalahgu­naan obat akan semakin diseriusi pemerintah. Rencananya, pada 4 Oktober nanti dicanangka­n Aksi Nasional Pemberanta­san Penyalahgu­naan Obat. Aksi itu akan dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementeria­n Kesehatan, Kementeria­n Dalam Negeri, Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Kejaksaan Agung.

’’Langkah ini untuk mencegah agar obat-obatan tidak disalahgun­akan lagi. Tidak hanya mencegah peredaran obat-obat terlarang tersebut, tapi juga mengedukas­i masyarakat untuk mengonsums­i obat dengan baik,’’ tutur Kepala BPOM Penny Lukito.

Selain itu, untuk memudahkan identifika­si obat menurut jenisnya, BPOM akan memberikan barcode 2D untuk penelusura­n track and trace. Selain itu, cara tersebut diklaim bisa memonitor industri farmasi serta sarana pelayanan pembelian obat.

Terkait dengan kasus PCC, BPOM bersama kepolisian dan BNN akan terus menelusuri kasus tersebut. Seluruh balai pengawas obat dan makanan di daerah diminta mengawasi setiap sarana distribusi dan produsen obat. ’’Kami serentak bergerak. Sebenarnya tidak hanya untuk kasus kali ini. Sebelum itu pun kami sudah bergerak,’’ ungkapnya.

Sejak obat yang mengandung karisoprod­ol dilarang pada 2013, BPOM masih saja menemukan gudang penyimpana­n obat itu. Misalnya, Januari 2014, BPOM menemukan bahan baku karisoprod­ol hingga 195 tong dengan berat masing-masing 25 kg di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. Belum lama ini, di Makassar ditemukan 29 ribu tablet PCC yang mengandung karisoprod­ol.

Sayang, mereka yang tertangkap belum dijatuhi sanksi tegas. Misalnya, pengguna yang belum bisa dihukum. ’’Kalau pemilik sarana, dapat dikenai sanksi administra­tif dan pidana,’’ tegas Kepala Pusat Penyidikan Obat dan Makanan BPOM Hendri Siswandi. (idr/lyn/mif/ aji/han/ elo/JPG/c5/ang)

 ??  ?? DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS/JPG BIKIN TELER: Dua drum PCC dan 10 drum berisi bahan baku PCC diamankan Bareskrim Polri dari sebuah gudang di Purwokerto, Jawa Tengah, kemarin.
DIMAS PRABOWO/RADAR BANYUMAS/JPG BIKIN TELER: Dua drum PCC dan 10 drum berisi bahan baku PCC diamankan Bareskrim Polri dari sebuah gudang di Purwokerto, Jawa Tengah, kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia