Comot Berita, Ganti Judul, Sebar Provokasi
KETIDAKPUASANK rakyat Singngapura dalam pelaksanaan pemilihan presiden kemarin sampai jugjuga di Indonesia. Gara-garanya apapa lagi kalau bukan informasi
hoaxho yang disebarkan blog-blog prprovokator. Parahnya, blog-blog itu hanya berbekal mencomot bberita dari media mainstream.
Kelakuan konyol ditunjukkan blog rakyat s umat era. online. Anda jangan pernah tertipu, blog ini bukan jaringan media milik Jawa Pos. Memang ada sejumlah jaringan media Jawa Pos yang menggunakan brand ’’Rakyat’’. misalnya, Rakyat Aceh, Rakyat Merdeka, dan Rakyat Sulsel. Nah, baru-baru ini, rakyat s uma
tera.online menyebarkan hoax terkait dengan terpilihnya Halimah Jacob sebagai presiden Singapura lewat sebuah artikel. Judulnya ’’Punya Presiden Muslim, Etnis China di Singapura Kecewa Berat!’’. Jelas judul itu bermaksud memprovokasi. Mengaitkan sentimen antiTionghoa yang memanas sejak perhelatan pilgub DKI Jakarta beberapa bulan lalu.
Artikel di portal rakyat s umatera.online itu sebenarnya mencomot berita dari jawapos.com. Namun, berita yang dibuat jawapos.com menggambarkan fakta sebenarnya. Persis seperti laporan kantor berita Reuters. Judul berita yang digunakan jawapos.com ialah ’’ Halimah Jacob Bikin Singaporean Kecewa, #notmypresident pun Viral’’.
Dalam berita di Jawa Pos itu tak ada satu pun kalimat yang menyebutkan etnis Tionghoa kecewa. Kekecewaan dirasakan warga Singapura secara umum. Mereka juga memprotes keputusan Departemen Pemilu (ELD) Singapura. Kebanyakan masyarakat Singapura yang protes menganggap Halimah produk nondemokratis.
Halimah memang terpilih tanpa lawan. Sebenarnya ada lima orang yang mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, hanya tiga yang mengantongi sertifikat dari komunitas Melayu. Dua lainnya tak lolos syarat sertifikat Melayu tersebut.
Sebagaimana diketahui, pilpres di Singapura tahun ini memang khusus etnis Melayu. Berdasar amandemen konstitusi tahun lalu, jika ada salah satu etnis yang tidak kebagian kursi presiden selama lima periode terakhir, etnis tersebut berhak atas pilpres istimewa.
Presiden terakhir dari etnis Melayu adalah Yusof Ishak. Dia adalah presiden pertama Singapura yang menjabat pada 1965– 1970. Selain Halimah, sebenarnya ada dua kandidat lainnya dari etnis Melayu. Mereka adalah Salleh Marican dan Farid Khan. Namun, dua kandidat itu terjegal karena syarat ketat untuk kandidat yang berasal dari swasta.
Kandidat dari swasta harus mempunyai kepemilikan saham di perusahaan minimal senilai SGD 500 juta. Sedangkan Halimah tak perlu tunduk terhadap syarat itu. Sebab, dia berlatar belakang pejabat publik. Syarat untuk pejabat publik hanyalah minimal pernah menjabat tiga tahun. Halimah lolos dari syarat itu karena pernah menjadi ketua DPR Singapura sejak 2013.
Nah, apa ya ng ada dalam artikel rakyatsumate ra.online persis plek dengan berita jawapos.com. Bahkan, inisial penulisnya tidak diganti. Tak ada satu pun kata di dalam tubuh artikel yang membahas penolakan dari etnis Tionghoa. Bedanya hanya terdapat di judul yang bernuansa provokasi.
Meski begitu, banyak orang yang percaya dengan hoax dari rakyatsuma tera.online. Artikel hoax itu bahkan dikutip lagi oleh beberapa blog seperti sewordislam. blogspot. com. Selanjutnya disebarkan oleh beberapa akun di Facebook. (gun/eko/c19/fat)