Pentaskan Kearifan Lokal Khas
SURABAYA – Tekad Bubuksah dan Gagang Aking sudah bulat. Mereka sepakat minggat dari rumah. Menuju ke sebuah hutan untuk mencari kesempurnaan hidup. Untuk mencapai tujuannya, mereka memiliki cara yang bertolak belakang.
Sang kakak, Gagang Aking, memilih bertapa. Dia terus berpuasa, menjauhkan diri dari godaan makanan nan lezat. Kondisi tersebut membuat tubuhnya kurus kering. Cepat menua.
Sementara itu, Bubuksah, sang adik, tidak membatasi pola makan. Sumber makanan dari tumbuhan dan hewan dilahapnya. Raganya pun menjadi lebih segar. Berisi.
Di tengah pencarian kesempurnaan hidup itu, mereka diuji. Seekor harimau putih tiba-tiba menghampiri keduanya. Si raja hutan tersebut mengaku lapar dan ingin memakan daging manusia.
Permintaan itu sontak mengagetkan keduanya. Gagang Aking yang sehari-hari tenang jadi keder menghadapi permintaan itu. ’’Badanku kurus kering. Kau tidak akan kenyang memakanku,” ucap Pigar Alam Wiguna, pemeran Gagang Aking, sambil merintih.
Melihat penolakan tersebut, harimau mengaum keras. Dia kukuh meminta tumbal manusia. Di luar dugaan, Bubuksah menawarkan diri untuk dimangsa sang harimau. ”Silakan makan saya jika kamu lapar. Saya juga makan hewan ketika lapar,” ujar Bubuksah. Harimau putih itu lantas menerkam Bubuksah.
Di tengah pergulatan tersebut, muncul Batara Guru. Bubuksah dinyatakan lulus sebagai manusia. Dia diangkat ke surga dengan menunggang harimau putih yang merupakan penjelmaan Dewa Kalawijaya.
Sang kakak juga naik ke surga, tapi dengan berpegangan pada ekor harimau putih. ”Cerita ini kami ambil dari relief yang tertera di Candi Panataran,” terang Pigar Alam Wiguna, siswa SMKN 1 Kota Blitar, setelah tampil pada Lomba Fragmen Budi Pekerti Tingkat Jatim di joglo Kantor Cabang Dispendik Jatim Wilayah Surabaya kemarin (19/9).
Kepala UPT Bina Prestasi Peserta Didik Dispendik Jatim Indah Andayati menyebutkan, lomba itu bertujuan menggali kearifan lokal sebagai pedoman hidup. Melalui teater tradisional tersebut, masyarakat akan mengetahui karakter bangsa yang tumbuh sejak lama.
Total ada 59 tim yang mengikuti lomba itu. Perinciannya, 30 tim SMA dan 29 tim SMK. Para peserta berasal dari tujuh kabupaten/ kota di Jatim. (elo/c18/nda)