1.400 Posyandu Tak Punya Gedung
GRESIK – Tidak semua posyandu memiliki fasilitas yang memadai. Dinas kesehatan (dinkes) mencatat, baru ada 70 di antara 1.470 posyandu yang mempunyai gedung representatif. Posyandu yang belum punya gedung melakukan pelayanan di rumah perangkat desa atau balai desa setempat.
Posyandu di Kelurahan Pulopancikan, misalnya. Posyandu tersebut berada di tepi Jalan Harun Thohir. Puluhan truk melewati jalan yang rusak parah itu setiap hari. Belum lagi, bangunan yang difungsikan untuk pelayanan sangat sempit. Bisa dibayangkan ketika ibu-ibu datang memeriksakan buah hatinya.
Samsiah, salah seorang ibu, mengaku harus masuk secara bergantian ketika ramai pengunjung. Ruangan tersebut hanya cukup untuk melayani dua sampai tiga orang. ’’Jadi keluar masuk (saat periksa, Red),” ucapnya.
Posyandu Kelurahan Pulopancikan bukanlah satu-satunya. Di Desa Dohoagung, Kecamatan Balongpanggang, pelayanan dilakukan di balai desa. Sementara itu, di Kecamatan Kedamean, pelayanan dilakukan di rumah kader kesehatan atau perangkat desa.
Kepala Dinkes Gresik dr Nurul Dholam menjelaskan, penyediaan gedung posyandu tidak menjadi wewenang dinkes. Menurut dia, desa dapat menjalin kerja sama dengan pihak ketiga. Misalnya, melalui corporate social responsibility.
Mantan sekretaris dinkes tersebut menambahkan, desa sejatinya bisa memanfaatkan anggaran yang dimiliki. Sebab, ada regulasi yang mengatur peruntukan dana desa di bidang kesehatan. ’’Jadi, 10 persen dana desa bisa dialokasikan untuk kegiatan UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Itu sudah diatur dalam permendes (peraturan Kementerian Desa dan PDTT),” terangnya.
Dinkes juga menyiapkan grand design untuk posyandu. Posyandu akan diintegrasikan dengan lembaga PAUD (pendidikan anak usia dini) dan bina keluarga balita. ” Nanti dijadikan satu men jadi taman posyandu,” ujarnya. ( adi/c18/dio)