Pamerkan Pernak-pernik Unik Khas Daerah Asal
IT’S the first day! Senin (25/9) menjadi awal kisah Zetizen Summit 2017. Bandar Udara Internasional Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, menjadi saksi langkah pertama para Alpha Zetizen di Kota Surabaya. Sebagaimana kita tahu, mereka datang dari provinsi yang berbeda-beda dari seluruh Indonesia. Pantesan, masing-masing datang dengan ciri khas yang unik!
Misalnya, yang dilakukan Alpha Zetizen asal Sulawesi Barat. Mereka mengenakan kaus merah muda bertulisan dan selempang kain yang melingkari leher. Penampilan Alpha Zetizen Sulawesi Barat tersebut menarik perhatian. Elvit Indirawati, mahasiswi asal Universitas Al Asyariah Mandar, memberikan penjelasan tentang kain tersebut.
’’Namanya kain lipa’ sa’be. Kain ini adalah kain khas Sulawesi Selatan. Motifnya kotak-kotak dan ada motif perahu sandeq di atasnya. Kami mengenakan kain ini sekaligus sebagai ajang promosi budaya kami kepada anak-anak Alpha Zetizen dari provinsi lain,’’ tuturnya.
Alpha Zetizen dari Provinsi Maluku pun nggak mau kalah. Sembari mendorong koper dalam troli, mereka membawa tifa yang merupakan alat musik khas Maluku. ’’ Tifa, selain digunakan untuk upacara adat, dipakai buat pengiring hiburan,’’ terang Lodewyk Almendo Sopacua.
Yap, alat musik tersebut emang digunakan untuk perlengkapan cultural night, salah satu mata acara Zetizen Summit yang berisi penampilan-penampilan delegasi dari tiap provinsi. Psst, mereka juga mengaku berlatih serius demi tampil ciamik di cultural night loh!
Oh ya, para Alpha Zetizen nggak hanya datang pada Senin. Sebab, ada perwakilan provinsi lain yang datang sehari sebelumnya, yakni Minggu (24/9). Misalnya, yang dilakukan perwakilan provinsi Aceh nih. ’’Kami dari Aceh berangkat kemarin (Minggu, Red) pukul 06.00. Sesampai di Surabaya, kami langsung keliling-keliling kota,’’ ucap Muhammad Akmal Maula dengan bersemangat.
Selayaknya orang yang baru kali pertama mampir di suatu kota, Akmal dan Alpha Zetizen Aceh lainnya berkunjung ke beberapa
landmark Kota Surabaya. Akmal pun mengaku terkesan dengan suasana Kota Pahlawan. ’’ Kotanya gemerlap, banyak lampu dan taman. Orang-orangnya multikultural dan kulinernya juga lezat,’’ komentarnya.
So, antusiasme tinggi para Alpha Zetizen emang terlihat banget meski acara baru memasuki hari pertama. Yap, Zetizen Summit kemarin emang belum masuk ke tahap penjurian, melainkan briefing dan company visit ke Gedung Graha Pena Jawa Pos, DBL Arena, serta DBL Academy. Baru saat malam segenap Alpha Zetizen dan tim fasilitator bertolak ke Grand Whiz Trawas, camp ground yang menjadi tempat acara utama Zetizen Summit. More excitement awaits! (nen/c22/fhr)