240 Tabung LPG Meledak
Api Lalap Depo Peti Kemas
SURABAYA – Suasana tenang kemarin dini hari di depo peti kemas Jalan Teluk Bayur pecah. Terdengar ledakan beberapa kali. Dalam waktu singkat, api melalap 34 kontainer yang tengah parkir di sana.
Tidak ada korban jiwa dalam insiden kemarin. Namun, kerugian material diperkirakan miliaran rupiah
Selain itu, petugas pemadam kebakaran harus berjibaku selama lima jam untuk menaklukkan si jago merah.
Kebakaran di depo itu menghebohkan warga. Ledakan yang susul-menyusul memecahkan kaca pos pengamanan yang berjarak sekitar 150 meter dari titik api. Selain itu, warga hingga radius 2 km ikut merasakan getaran dan dampak ledakan dua kontainer tabung LPG berukuran 12 kg.
Masing-masing kontainer berisi 120 tabung sehingga total yang meledak 240 tabung. Sejumlah warga melaporkan bahwa genting rumahnya retak-retak akibat ledakan tersebut.
Peristiwa tersebut berawal pada pukul 22.45. Satpam dikagetkan oleh api yang tiba-tiba muncul. Api itu menyala di salah satu kontainer yang terletak tidak jauh dari pintu masuk. Sekitar 150 meter dari pos pengamanan.
Kontainer tersebut bertumpuk dan berjejer rapi. Sumber api terlihat di deret kedua barisan kontainer itu. Di dalam satu deret tersebut, tertumpuk tiga kontainer. Nah, kontainer yang berisi elpiji berada di bagian bawah dan atas. Kontainer yang di tengah tidak berisi apa-apa alias kosong. ”Saya tiba-tiba dengar ledakan, gitu aja,” ujar M. Jafar, petugas keamanan yang berjaga di pos 2 pintu masuk depo.
Jafar tidak berani meninggalkan posnya. Dia hanya bisa terdiam ketika melihat api menyala merah. Malam itu memang bukan gilirannya untuk melakukan kontrol. Di antara tiga orang yang bertugas, dia kebagian menjaga gerbang. Alhasil, Jafar langsung mengomunikasikan hal tersebut kepada rekannya. ”Eh, ternyata teman saya sudah di situ. Dia mencoba memadamkan api dengan menggunakan tabung pemadam,” jelas pria kelahiran Jakarta Utara tersebut.
Ledakan semakin menggelegar. Tak mau menjadi korban, Jafar bersama rekannya menjauh dari lokasi kebakaran. ”Kami langsung melapor ke dinas PMK,” tambahnya. Tak lama setelah ledakan, tumpukan kontainer pun roboh. Sampai-sampai tanah di sekitar depo bergetar.
Hanya dalam waktu lima menit, petugas pemadam kebakaran (PMK) tiba di lokasi. Malam itu setidaknya ada 21 unit pemadam kebakaran yang diturunkan. Sebanyak 15 unit berasal dari PMK Surabaya, 3 dari DKRTH, dan 3 dari Pelindo.
Standar maksimal penanganan kebakaran diterapkan. Mengingat kebakaran tergolong besar, 15 unit pemadam kebakaran dibagi menjadi tiga tim. ”Mengepung titik api dengan penyemprotan dari sisi selatan, barat, dan utara,” jelas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Chandra Oeratmangun.
Srikandi 1 baruna tersebut turun langsung memandu anak buahnya yang bergelut menjinakkan si jago merah. Satu unit armada Scania Bronto Skylift diturunkan. ”Mengingat titik mula api yang berada di tumpukan tengah kontainer sangat sulit jika pemadaman dilakukan dari bawah,” lanjutnya. Pemadaman dari atas menjadi salah satu solusi agar api lebih cepat padam.
Namun, ternyata tidak semudah yang dikira. Lantaran bersumber dari ratusan tabung elpiji, api semakin cepat membara. Ditambah angin malam itu yang bertiup cukup kencang. Petugas PMK harus bekerja ekstra untuk memadamkan api. Petugas PMK membutuhkan waktu lima jam untuk menguasai api pokok hingga padam. ”Sampai pukul 03.30, sumber api baru bisa kita kuasai,” paparnya. Pihak depo juga menggunakan alat beratnya, yakni satu unit Kalmar Reachstacker, untuk memindahkan kontainer yang lain agar tidak terdampak.
Setelah api padam, petugas melanjutkan dengan pembasahan dan lokalisasi titik potensial api. Petugas melakukannya selama empat jam hingga pukul 08.00. Pemeriksaan awal pun dilakukan. Hasilnya, 2 kontainer berisi tabung elpiji, 2 kontainer berisi oli dan mesin penggerak perahu motor, serta 3 kontainer berisi bahan makanan, alat masak, dan detergen ludes. Sisanya hanya hangushangus di badan kontainernya.
Kontainer berisi elpiji tersebut menjadi sorotan. Kontainer itu diperkirakan berasal dari salah satu perusahaan di Kenjeran. Sebelum dikirim ke Papua, mereka memang sengaja melakukan penyimpanan. Dua kontainer tersebut dikirim ke Jalan Teluk Bayur. ”Rencananya, beberapa hari ke depan mau dikirim,” ucap Kanitresmob Polres Pelabuhan Tanjung Perak Iptu Agung Kurnia.
Dugaan awal, kebakaran terjadi karena suhu terlalu panas. Kemungkinan kontainer tersebut sudah berada di depo selama dua hari. Suhu panas yang masuk akhirnya mengendap ke dalam kontainer. Hal itulah yang kemudian meningkatkan kesiagaan tabung elpiji tersebut. ”Kalau suhunya semakin panas, kesempatan untuk terbakar lebih tinggi,” jelasnya.
Kebakaran dini hari itu berawal dari kontainer bawah. Api kemudian merembet ke kontainer kosong di tengah. Hingga akhirnya mencapai puncak, di kontainer yang berisi elpiji lainnya. Ledakan pun tak terelakkan. Jumlah elpiji yang terbakar 240 tabung. ”Benar saja kalau kacanya pecah semua. Dampak ledakan sudah pasti dahsyat,” ungkap Agung. Bukan hanya kontainer yang berisi elpiji, api juga membakar 31 kontainer lainnya.
Hingga kemarin, penyebab kebakaran belum bisa dipastikan. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab insiden tersebut. Polisi mengantisipasi adanya penyalahgunaan penyimpanan. ”Terlebih lagi kalau itu disengaja,” beber perwira dengan dua balok di pundak tersebut.
Agung menyatakan, untuk menyimpan barang berbahaya, ada prosedurnya. Apalagi barang tersebut memiliki daya ledak atau bakar yang tinggi. Pihak perusahaan tidak bisa sembarangan melakukan penyimpanan. Mereka harus lebih berhati-hati. Jika diketahui melanggar prosedur, mereka bisa diproses hukum. ”Kalau sengaja, baru bisa dikatakan kelalaian yang menyebabkan kebakaran,” bebernya. Penyelidikan masih dilakukan. Korps Bhayangkara belum bisa menyimpulkan, apakah perusahaan tersebut melakukan kelalaian atau tidak. ”Akan kami selidiki lebih lanjut,” tegas Agung. (bin/han/c6/ano)