Jawa Pos

Sukses Olah Limbah Kayu, Kini Siapkan Krematoriu­m Tikus

Kayu sisa akan berakhir begitu saja di tempat sampah. Itulah yang tidak diinginkan warga RT 15, RW 4, Kelurahan Banyu Urip. Mereka memilih mengolah limbah kayu tersebut menjadi furnitur cantik.

- GALIH ADI PRASETYO

LIMBAH yang dimanfaatk­an warga adalah jenis kayu untuk lantai. Misalnya, merbau dan bengkirai. Limbah itu didapat dari gudang kayu di wilayah Kalianak.

’’Kayu-kayu itu seperti kayu apkir. Sudah tidak dipakai,’’ ujar Untung Sukendro, salah seorang perajin.

Produk furnitur tersebut diklaim tahan lama. Sebab, kayu yang biasa digunakan untuk lantai cenderung lebih kuat. Selain itu, motif kerutan kayu bisa menambah nilai jual.

Berbagai produk rumah tangga telah dihasilkan warga. Misalnya, asbak, dingklik, talenan, meja, kursi, dan berbagai hiasan meja. ’’Kami juga membuat miniatur pendapa untuk pajangan,’’ jelas Untung.

Produk itu sudah banyak di- pasarkan di Surabaya. Selain warga Banyu Urip, banyak warga luar yang membeli. Meski belum memiliki galeri khusus, produk mereka sudah dikenal luas. ’’Pemasaran cuma pakai gethok tular (informasi mulut ke mulut, Red),’’ katanya.

Mereka berharap produk furnitur tersebut bisa semakin dikenal masyarakat. Dengan begitu, kreasi itu mampu membantu ekonomi warga. Bukan tidak mungkin hasil karya warga tersebut menembus pasar luar negeri.

Selain memanfaatk­an kayu sisa, warga kampung membuat berbagai olahan dari buah mangga. Maklum, sepanjang jalan kampung banyak tumbuh pohon mangga. Tiap 10 meter pasti ada pohon mangga. Tidak heran jika kampung itu mendapat julukan Kampung Mangga.

Produk-produk tersebut meliputi minuman mangga dan camilan dari mangga, yakni jus dan manisan. ’’Produk tersebut sudah biasa kami jual kalau hasil mangga sedang melimpah,’’ ujar Robi’i, salah seorang kader lingkungan.

Tidak heran jika kampung tersebut terjun ke kategori maju dalam kompetisi Surabaya Green and Clean (SGC) 2017. Kampung tersebut berhasil mengubah wajah dari yang dulu tidak terurus menjadi rindang serta penuh warna.

Upaya itu diwujudkan dengan berbagai cara. Salah satunya budi daya okra. Ada dua jenis okra yang ditanam. Yakni, okra merah dan hijau. Keduanya memiliki khasiat yang berbeda. Okra merah sangat cocok untuk menurunkan berat badan dan meningkatk­an kekebalan tubuh. Okra hijau merupakan obat mujarab untuk vitalitas laki-laki.

Dalam SGC 2017, warga sudah pasang kuda-kuda. Jika dinyatakan maju ke babak selanjutny­a, mereka akan membuat inovasi yang berbeda. Yakni, krematoriu­m tikus. Krematoriu­m itu khusus digunakan untuk membakar tikus.

Selama ini bangkai tikus sering dibuang ke got atau kali. Akibatnya, lingkungan tercemar. Nah, dengan pembakaran bangkai itu, lingkungan akan terjaga tetap bersih. ’’Abunya nanti kami jadikan pupuk tanaman,’’ jelas Robi’i. (*/c5/oni)

 ?? GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS ?? PRODUK LOKAL: Warga Kampung Mangga memamerkan produk furnitur. Foto kanan, budi daya okra merah menjadi salah satu kegiatan warga.
GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS PRODUK LOKAL: Warga Kampung Mangga memamerkan produk furnitur. Foto kanan, budi daya okra merah menjadi salah satu kegiatan warga.
 ?? GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS ??
GALIH ADI PRASETYO/JAWA POS
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia