Sudah Masuk Inkubator RSUD
BAYI mungil itu masih dirawat di RSUD Sidoarjo. Saat ditemukan, kondisinya memang cukup memprihatinkan. Tangan dan kakinya terlihat sangat kurus. Tidak sebanding dengan panjang organ gerak tersebut. Di pipi sebelah kiri, terlihat ada bekas luka lecet.
Sang bayi terlihat tenang kala diterangi sinar penghangat. Slang infus terpasang di bagian kaki, sedangkan oral gastric tube (OGT) di bagian mulut. ’’Untuk kondisi terakhir, sudah kami masukkan ke inkubator serta kami beri antibiotik,’’ kata Fita Shofiyah, dokter spesialis anak RSUD Sidoarjo.
Hingga pengawasan terakhir, pihaknya tidak menemukan cacat tubuh yang kasatmata. Saturasi oksigen dan detak jantung pun tercatat stabil. Angka untuk saturasi oksigen 93 persen, sedangkan frekuensi jantung 130 per menit.
Pihak RS telah melakukan pemeriksaan dasar seperti suhu tubuh, gula darah, kebutuhan nutrisi, dan kemampuan minum. Selain itu, dilakukan pemeriksaan rontgen terkait dengan kondisi organ internal.
’’Kalau cacat fisik belum kami temukan. Tapi, pasti ada masalah medis dengan prematuritas dan berat badan lahir rendah,’’ jelasnya. Bayi tersebut memang disimpulkan sebagai bayi prematur dengan berat hanya 1,34 kilogram dan panjang 40 sentimeter. (bil/c15/hud)
– Gerak cepat polisi memburu pelaku pembuangan bayi di Desa Bendotretek, Prambon, membuahkan hasil. Dalam kurun waktu kurang dari sehari, petugas berhasil mengamankan pelakunya. Dan, ternyata pelakunya adalah Siti Nur Halimah, 34. Warga Tropodo, Krian, itu tidak lain adalah nenek dari bayi tersebut.
Penangkapan pelaku pembuang bayi kali ini terbilang mencatatkan sejarah. Betapa tidak. Sejauh ini, petugas nyaris tidak berhasil mengungkap si pembuang bayi. Dalam setahun terakhir, tercatat ada enam kasus pembuangan bayi. Dan, baru kasus di Bendotretek tersebut yang terungkap.
Kapolsek Prambon AKP Isharyata menyatakan, pihaknya bergegas mencari petunjuk setelah mengevakuasi bayi dari lokasi. Unit Reskrim yang dipimpin Ipda Dedi Agus Purwanto membagi personel menjadi tiga tim. Selain terus meminta keterangan saksi yang menemukan bayi, petugas menggali informasi kepada masyarakat.
Pemerintah desa setempat hingga tempat bersalin tidak luput dari pantauan. Sebab, ada indikasi bayi malang yang dibuang baru saja mendapatkan perawatan medis. Dasarnya, keberadaan slang dan bekas stempel biru