Jawa Pos

Ibu Tersangka Langsung Pingsan

-

RABU malam (11/10), jarum jam menunjukka­n pukul 23.30. Setelah membawa bayi keluar dari RS, Siti teringat dengan kakeknya, Kasban, yang tinggal di Bendotrete­k. Siti ingin pria sepuh itu mengasuh bayi tersebut. Siti lantas menyewa becak motor (betor) untuk menuju tempat tinggal Kasban. ’’Tersangka meminta tukang becak motor itu berhenti dan menunggu di gang desa,” ucap Kapolsek Prambon AKP Isharyata.

Siti kemudian berjalan kaki menuju tempat tinggal Kasban. Di depan rumah Kasban, janda dua anak tersebut mendadak berubah pikiran. Karena khawatir ditanya macam-macam oleh kakeknta, bayi yang digendong kemudian diletakkan di bangku depan rumah. Harapannya, Kasban bisa langsung melihatnya ketika keluar rumah.

Tidak lama berselang, Siti khawatir bayi itu diganggu kucing atau tikus karena letaknya di tempat terang. ’’Akhirnya, dipindah di dekat sapu yang gelap. Tersangka tahu kebiasaan kakeknya yang selalu menyapu pada pagi hari,’’ ungkapnya.

Esoknya, Siti ditanya ibunya, Paimah, 55 . Paimah menanyakan cicitnya. Bukannya menjawab, Siti malah menangis histeris. Siti mengaku telah membuang bayi itu karena malu. ’’Ibu tersangka langsung pingsan. Karena terus kepikiran, tersangka balik ke rumah kakeknya,’’ ujar Isharyata.

Menurut Isharyata, tersangka hendak mengambil kembali bayi itu. Namun, Siti mengurungk­an niat begitu melihat sudah banyak warga dan polisi di sekitar lokasi pembuangan bayi tersebut. ’’Tersangka pulang lagi,’’ katanya. (edi/c20/hud)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia