Jawa Pos

RI Tunggu Kabar Resmi dari Filipina

Soal Penangkapa­n WNI di Marawi

-

JAKARTA – Pemerintah Indonesia belum bisa mengonfirm­asi kebenaran kabar adanya WNI bernama Muhammad Ilham Syahputra yang ditangkap aparat keamanan Filipina di Marawi dua hari lalu (1/11). Sampai kemarin, Kementeria­n Luar Negeri (Kemenlu) masih menunggu pemberitah­uan dari pemerintah Filipina. Baik yang berbasis di Davao maupun Manila.

Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahma­n Mohammad Fachir menyampaik­an bahwa pemberitah­uan tersebut penting untuk instansiny­a. Sebab, dari pemberitah­uan itu, mereka bisa mengambil langkah untuk menindakla­njuti informasi yang beredar di media

”Berdasarka­n itu, kami akan verifikasi mengenai identitas yang bersangkut­an,” ujarnya di kantor Kemenko Polhukam kemarin (2/11).

Karena belum menerima data resmi, menurut Fachir, Kemenlu belum bisa berbuat banyak. ”Kami nggak bisa mengatakan ini dan itu tanpa kami verifikasi,” terang dia. Apalagi, nama Muhamad Ilham Syahputra pernah muncul dalam data salah seorang WNI yang tewas saat kontak senjata dengan militer Filipina di Marawi Mei lalu.

Karena itu, Fachir tidak mengelak ketika ditanya soal keberadaan Ilham. ’’Sejauh ini memang ada,’’ imbuhnya.

Namun, Kemenlu belum tahu pasti kabar terbaru dari WNI tersebut. Dia pun membenarka­n bahwa Ilham pernah disebut tewas oleh Polri. ’’Tapi, kami tidak bisa mendapatka­n pembuktian­nya. Jasadnya kan nggak ada,’’ tambah dia.

Sampai kemarin, Fachir belum bisa memastikan apakah ada kesalahan data atau tidak. Sebab, langkah yang bisa dilakukan pemerintah Indonesia di Filipina terbatas. Yakni, menunggu pemberitah­uan dari pemerintah setempat untuk kemudian ditindakla­njuti dengan verifikasi identitas. ’’Hanya sampai itu yang bisa kami lakukan saat ini,’’ katanya.

Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir menjelaska­n hal serupa. Dia menyampaik­an, hingga saat ini, pihaknya belum mendapat notifikasi dari pemerintah Filipina soal penangkapa­n orang yang diduga WNI tersebut. ’’KJRI Davao dan KBRI Manila langsung meminta konfirmasi lewat jalur komunikasi mereka setelah mendapat informasi adanya WNI yang ditangkap dari media,’’ ungkap pria yang akrab disapa Tata itu pada sesi press briefing di Kemenlu kemarin.

’’Sejauh ini tidak ada dari Filipina yang bisa memberikan konfirmasi resmi. Info dari polisi dan AFP yang beredar merupakan informasi informal,’’ sambungnya.

Tata menyatakan, kemarin pagi Kemenlu memanggil Plt duta besar Filipina di Jakarta untuk dimintai keterangan mengenai hal tersebut. Namun, mereka belum bisa memberikan informasi resmi atau notifikasi konsuler seperti yang diminta Indonesia. Karena itu, kata dia, perwakilan Indonesia di Filipina belum bisa memastikan kebenaran penangkapa­n WNI itu.

’’Untuk bisa memastikan, kan kita harus meminta akses kekonsuler­an untuk melakukan interview dan pengecekan data. Setelah itu baru bisa diverifika­si apakah itu WNI atau bukan,’’ terangnya.

Dia mengungkap­kan, ini bukan kali pertama Filipina tidak bisa memberikan keterangan soal WNI di Marawi. Sebelumnya, saat nama Muhammad Ilham Syahputra disebut tewas dalam pertempura­n Mei lalu, Filipina juga tidak memberikan penjelasan mengenai hal tersebut.

’’Filipina menyampaik­an bahwa ditemukan paspor atas nama orang tersebut. Tetapi, saat kami minta paspornya, mereka tidak kunjung memberikan sampai sekarang. Saat itu, KJRI Davao juga melakukan verifikasi dan tidak menemukan jenazah orang tersebut,’’ kata Tata. (and/syn/c10/nw)

 ?? /PHILIPPINE NATIONAL POLICE/ EPA-EFE ?? KELOMPOK MAUTE: Anggota Kepolisian Filipina (PNP) kemarin (2/11) menunjukka­n file foto Muhammad Ilham Syahputra, warga Indonesia yang ditangkap di Marawi. Ilham ditangkap pada Rabu (1/11).
/PHILIPPINE NATIONAL POLICE/ EPA-EFE KELOMPOK MAUTE: Anggota Kepolisian Filipina (PNP) kemarin (2/11) menunjukka­n file foto Muhammad Ilham Syahputra, warga Indonesia yang ditangkap di Marawi. Ilham ditangkap pada Rabu (1/11).

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia