Hafal Barang Orisinal dan Tiruan
Di usia kepala empat, Bambang Wahyudi tetap senang bermain-main dengan miniatur bus. Koleksinya mencapai ratusan.
SEKAT-SEKAT rak di ruang tamu rumah Bambang Wahyudi terisi ratusan miniatur bus. Koleksi tuan rumah itu selalu menyita perhatian setiap tamu yang datang. Bambang siap menjawab jika muncul pertanyaan mengapa rela menebus duplikat bus hingga ratusan jumlahnya.
’’Beda dengan mainan, kalau miniatur dibuat menyerupai aslinya,’’ ujarnya saat mengawali pembicaraan.
Dia menunjuk detail spion, bumper, dan deretan tempat duduk di salah satu miniatur bus. Pintu-pintu dapat dibuka. Begitu juga tulisan di bodi bus, bukan dari tempelan stiker. Pendek kata, tidak ada yang meleset dari aslinya. Hanya beda ukuran.
’’Ini saya beli di Amerika,’’ ungkap Bambang sembari menimang miniatur bus Ford cokelat bergaya klasik yang menjadi favoritnya.
Pria 41 tahun tersebut jatuh hati ke miniatur bus berkat Desfiati Daulay, istrinya. Desi –sapaan Desfiati Daulay– adalah owner Perusahaan Otobus (PO) Bogor Indah yang juga senang mengumpulkan miniatur bus.
Kebiasaan itu berlangsung puluhan tahun hingga banyak koleksi yang terkumpul. Butuh ruangan khusus untuk menyimpan miniatur bus tersebut. ’’Kami pindah ke Madiun dengan membawa koleksi itu, sebagian ada yang hilang,’’ kata Bambang yang sekarang tinggal di Perumahan Citra Puri Majapahit tersebut.
Toko suvenir yang menjual miniatur bus selalu menjadi jujukan Bambang kala pelesir dengan istrinya. Pemilik toko di luar negeri bahkan meneleponnya jika memiliki koleksi baru. Ada kepuasan tersendiri jika dapat memiliki miniatur bus yang menjadi incaran kolektor.
’’Ada yang dibeli di Tiongkok dan Singapura,’’ ujarnya.
Bambang rela merogoh kocek dalam-dalam demi menebus koleksinya. Harga satu miniatur bus bisa mencapai jutaan.
Urusan perawatan sengaja ditangani langsung oleh Bambang dan istri. Butuh ketelatenan tinggi untuk membersihkan detail-detail bus agar tetap awet. Peranti yang dibutuhkan adalah kuas makeup, tusuk gigi, minyak pelumas khusus, cat livery, dan clear coat atau pernis. ’’Akhir pekan biasanya bersih-bersih koleksi bersama istri,’’ ucapnya.
Bambang sengaja menyukai miniatur bus jika dibandingkan dengan moda transportasi lain. Sebab, perusahaan karoseri tidak banyak mengeluarkan seri kendaraan besar itu. Beda dengan pabrikan mobil lain yang saban tahun merilis varian baru.
’’Saya punya model bus Transjakarta yang ada karetnya di tengah, sudah dapat lama,’’ terangnya.
Lantaran menahun bermain dengan miniatur bus, Bambang hafal di luar kepala barang orisinal dan tiruan. Kualitasnya berbeda. Bobotnya juga lain. Ditilik dari kemasan saja beda jauh. ’’Bisa juga dilihat dari tingkat kemiripandenganbusaslinya,’’ terang Bambang. (*/hw/c22/diq)