Tukar Venue 8 Besar
JAKARTA – Venue babak delapan besar Liga 2 mengalami sedikit perubahan. PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi secara mendadak memutuskan menukar lokasi tanding grup X yang sebelumnya di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, dengan grup Y di Stadion Patriot, Bekasi.
”Kami harus melakukan perubahan
venue. Grup X kami pindahkan dari Cikarang ke Bekasi. Begitu pun sebaliknya, grup Y dari Bekasi kami tukar bermain di Cikarang,” kata Chief Operating Oficer PT LIB Tigorshalom Boboy. ”Keputusan ini (pertukaran venue, Red) harus kami lakukan karena alasan keamanan,” lanjutnya.
Menurut dia, awalnya mereka sudah mengantongi izin keamanan menggelar pertandingan babak delapan besar di dua kota tersebut. Namun, belakangan, Polresta Kota Bekasi mengevaluasi izin keamanan yang sudah mereka keluarkan setelah mengetahui bahwa yang bertanding di Bekasi nanti salah satunya adalah Persebaya Surabaya.
Sejatinya, PT LIB telah melayangkan keberatan. Sebab, mereka telanjur memublikasikan venue pertandingan ke klub peserta setelah rapat anggota Executive Committee (Exco) PSSI di Markas Komando Strategis Angkatan Darat (Makostrad), Gambir, Jakarta Pusat, 31 Oktober lalu.
”Tapi, daripada berdebat, kami terima saja keputusan ini. Lagi pula, lokasi Cikarang sangat representatif untuk menjalani pertandingan bagi klub-klub dengan basis suporter besar seperti Persebaya,” jelas pria asal Kupang, NTT, tersebut. ”Kami sudah sampaikan ke klub juga dan tidak ada yang keberatan,” tuturnya.
Lantas, bagaimana dengan respons klub peserta? CEO PSIS Semarang Yoyok Sukawi hanya bisa tersenyum setelah mendengar pertukaran venue itu. ”Kalau memang sudah berubah, ya kami ikuti saja. Lagian, kami sudah pernah bermain di sana sewaktu babak 16 besar lalu melawan Persika Karawang,” kata Yoyok tertuju pada Stadion Wibawa Mukti.
Adapun asisten manajer PSPS Riau Alsitra mengaku kaget dengan pertukaran venue tersebut. Sebab, mereka telanjur memesan hotel di Kota Bekasi selama satu pekan ke depan. ”Dan semuanya tidak bisa dibatalkan lagi. Jadi, mau tidak mau, kami harus tinggal di Bekasi meski harus bermain di Cikarang,” ungkapnya.
Di sisi lain, pelatih Martapura FC Frans Sinatra Huwae mengatakan, mereka tidak mempermasalahkan pertukaran venue. Sebab, sejak awal, mereka siap bermain di kota mana pun setelah berhasil menggenggam satu tiket ke babak delapan besar. ”Asal jadwal delapan besar tidak lagi berubah, bagi kami semua baik-baik saja,” tandas Frans. (ben/c25/ham)