Jawa Pos

Ramaikan Warung Tetangga, Tandingi Ritel Modern

Mengacu hasil Sensus Ekonomi (SE) 2016, jumlah usaha di Kota Wali naik 10,64 persen dalam sepuluh tahun. Pendorong geliat bisnis adalah pertumbuha­n usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

-

ASOSIASI pelaku usaha ikut mengampany­ekan wirausaha. Salah satunya adalah Asosiasi UMKM Gading Emas ( GE). Organisasi yang dibentuk pada 2015 itu menjadi ajang untuk berbagi pengalaman antara pengusaha makanan dan mi numan ( mamin). Akhir bulan lalu, GE me ngadakan acara ngopi bareng Jawa Pos. Berbagai gagasan kreatif muncul.

Berikut rangkuman wawancara Indah Suryaningr­um selaku ketua dan anggota Dewi Julianti.

Apa yang mendasari pem bentukan GE?

Gresik memiliki banyak pengusaha yang bergerak di bidang makanan dan minuman (mamin). Selama ini, tidak ada wadah khusus. Mereka sering bingung mencari solusi saat ada ma- salah. Pada 2015, kami berinisiat­if membentuk sebuah organisasi.

Siapa saja yang menjadi anggotanya?

Saat ini, total ada 200 anggota. Sekitar 70 persen adalah perempuan.

Bisa dijelaskan peran GE untuk menggeliat­kan UMKM?

Kami saat ini punya program Ramaikan Warung Tetangga untuk menandingi persaingan ketat dengan ritel modern. Kami sendiri merasa tidak ada timbal balik positif terkait ritel modern yang makin ekspansif. Caranya bagaimana? Kami meminta anggota GE membeli bahan baku dari warung tradisiona­l. Selama ini, banyak anggota yang ber gantung pada ritel modern. Misalnya, membeli garam. Lebih baik beli ke warung.

Pemerintah bakal mengeluark­an kebijakan agar ritel modern diperboleh­kan memasok ke warung tradisiona­l. Pendapat Anda?

Kami kurang sependapat. Sebab, ang gota kami sulit masuk ke ritel mo dern. Jadi, se perti yang saya sebutkan, tidak ada timbal balik. Kebijakan ini bisa mematikan UMKM.

Gagasan dan harapan untuk Pemkab Gresik?

Banyak pelaku usaha yang belum memiliki tempat layak. Mereka berpindah-pindah. Sulitnya mencari tempat berjualan amat menyiksa pelaku UMKM. Kami ingin pemkab memperbany­ak sentra kuliner. Apalagi, setahu kami, pusat kuliner yang dikelola pemkab masih dua lokasi.

Di mana saja lokasi yang tepat untuk dibangun sentra UMKM?

Kawasan kota masih strategis. Ada juga beberapa lokasi di wilayah Manyar. Contohnya, kawasan industri JIIPE. Tempat itu memiliki pelabuhan internasio­nal. Saya berharap ada jatah tempat untuk sentra UMKM. Selain itu, pusat jual beli bisa dibangun di sekitar Terminal Bunder. Seberapa penting sentra UMKM? Kami menilai keberadaan­nya sangat penting. Selama ini, warga luar kota sulit mencari oleh- oleh. Ada Jalan Ve teran, tapi lahan parkir nya sempit. Sentra UMKM bukan se kadar tempat ber jualan. Keberada annya harus men jadi ikon Kota Giri. ( eko hendri/ c18/ dio)

 ?? EKO HENDRI/JAWA POS ??
EKO HENDRI/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia