Jawa Pos

Khawatir Dibunuh, PM Lebanon Mundur

-

BEIRUT – Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad al-Hariri mengundurk­an diri. Kemarin (4/11), melalui sambungan telepon, dia menyampaik­an keinginann­ya tersebut kepada Presiden Michel Aoun. Pengundura­n diri jarak jauh itu Hariri lakukan dalam lawatannya ke Arab Saudi.

”PM menyampaik­an pengundura­n dirinya dari luar Lebanon,” kata juru bicara kepresiden­an. Kepada Aoun, Hariri mengatakan bahwa alasan keamanan menjadi pertimbang­annya untuk mundur. Putra mendiang PM Rafik al-Hariri itu merasa dirinya menjadi incaran pembunuhan. Selama ini dia menuding Hizbullah yang bersekutu dengan Aoun sebagai lawan yang terus-menerus menjadi ancaman baginya.

Dalam wawancara dengan salah satu stasiun televisi Saudi, Hariri mengatakan bahwa situasi Lebanon saat ini sudah tidak aman. Setidaknya untuk dia dan kepen- tingan politiknya. ”Saat ini kita berada dalam iklim yang kurang lebih sama dengan masa-masa sebelum Rafik al-Hariri menjadi martir. Saya merasa menjadi target persekongk­olan jahat tersebut,” ungkap tokoh 47 tahun itu.

Rafik, ayah Hariri, tewas dalam ledakan bom mobil di Kota Beirut pada 14 Februari 2005. Insiden yang juga merenggut 21 nyawa lainnya tersebut diyakini sebagai perbuatan Hizbullah. Hingga kini, sidang kasus kematian Rafik masih berjalan di Mahkamah Khusus Lebanon. Ada tiga petinggi Lebanon proHizbull­ah yang ditengarai terlibat dalam kejadian itu.

Kemarin keputusan Hariri untuk meninggalk­an kursi PM yang dilakukan saat di Saudi itu membuat hubungan Lebanon dengan negara tersebut kembali berjarak. Apalagi, saat ini Lebanon dipimpin presiden yang pro-Hizbullah dan pro-Iran. Selama ini Saudi juga kurang harmonis dengan Iran.

”Hizbullah bertanggun­g jawab atas kekacauan di Yaman, Syria, dan Lebanon,” kata Hariri dalam pidatonya di Riyadh kemarin. (AP/Reuters/hep/c15/any)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia