Selamat, Bhayangkara FC
KEPUTUSAN Komdis PSSI yang menghukum Mitra Kukar kalah 0-3 oleh Bhayangkara FC plus denda tidaklah keliru dan memiliki alasan yang kuat. Penyebabnya, ketika bermain imbang 1-1 di Stadion Aji Imbut, Tenggarong (3/11), tuan rumah Mitra Kukar dinilai memakai pemain tidak sah.
Ya, Momo Sissoko dianggap sedang menjalani sanksi dan seharusnya tidak bermain. Masalahnya, situasi tidak menyenangkan ini terjadi saat kompetisi tinggal satu pekan. Dan, kemenangan 3-0 itu langsung memengaruhi posisi Bhayangkara di klasemen Liga 1.
Hukuman kalah 0-3 bagi Mitra Kukar itu membuat Bhayangkara yang sebelumnya hanya mendapat tambahan satu angka berubah menjadi tambahan tiga. Tentu saja, keputusan itu membuat klub pesaing Bhayangkara dalam perburuan gelar kecewa berat.
Kapten PSM Makassar Hamka Hamzah menyatakan kekecewaannya. Meski mereka tak lagi berpeluang juara, Hamka menyesalkan situasi saat ini karena ketika melawan Bali United di Stadion Andi Mattalatta, Makassar (6/11), mereka bermain habis-habisan.
Tentu saja, mereka menganggapnya sebagai laga hidup mati. Bali United menang 1-0 dan peluang juara terbuka. Lalu, tiba-tiba runtuh gara-gara keputusan dari Komdis PSSI.
Soal keputusan Komdis PSSI terkait dengan pemain tidak sah ini, mengingatkan kasus nyaris serupa yang terjadi kepada Persibat Batang di fase grup Liga 2. Oleh Persibas Banyumas, Persibat dituding memakai pemain tidah sah, yakni M. Al Amin Syukur Fisabillah.
Si pemain sebelumnya membela Persijap dan pindah ke Persibat pada putaran kedua. Kebetulan, dia terkena tiga kartu kuning dan belum menjalani hukuman larangan bermain. Ternyata, begitu bergabung ke Persibat, dia langsung dimainkan melawan PSS Sleman yang berujung kekalahan dan menang atas Persibas.
Bedanya dengan kasus Bhayangkara dan Mitra Kukar, keputusan Komdis PSSI saat itu tidak menghukum kekalahan 0-3 kepada Persibat. Sepertinya Komdis PSSI punya pertimbangan lain. Tapi, ya sudahlah, inilah sepak bola Indonesia. Dan, selamat buat Bhayangkara FC yang menjuarai Liga 1. Hore. (*)