Jawa Pos

Perbankan Bidik Segmen Leisure

-

JAKARTA – Pergeseran pola konsumsi masyarakat dari konsumsi berbasis barang menjadi pengalaman mendorong perbankan untuk memperbesa­r kredit di segmen leisure. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pun berencana serius menggarap segmen tersebut seiring dengan tingginya penyaluran kredit ke sektor hotel dan restoran.

Direktur Bisnis Menengah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Putrama Wahju Setyawan menyatakan, penyaluran kredit di sektor perhotelan untuk kredit menengah tumbuh 30 persen pada triwulan III 2017 (yoy). Angka itu lebih tinggi jika dibandingk­an dengan pertumbuha­n kredit perseroan pada periode yang sama, yaitu 13,3 persen.

’’Peluang pergeseran pola konsumsi masyarakat saat inilah yang kami upayakan untuk ditangkap. Tahun depan, baru kami lihat lebih jauh tentang perkembang­an kredit di sektor itu,’’ katanya kemarin (8/11).

Kontribusi kredit sektor tersebut juga tinggi, yaitu 32 persen untuk kredit segmen menengah atau senilai Rp 8 triliun. Meski demikian, BNI memilih menyalurka­n kredit ke hotel yang sudah berdiri. Jadi, mereka tinggal melakukan refinancin­g.

Menurut dia, ada beberapa kriteria hotel yang bisa dibiayai. Untuk hotel bintang 3, 4, dan 5, lokasi cukup menentukan. Selain itu, harga per kamar harus senilai seperserib­u dari total investasi pembanguna­n hotel. ’’Ini harus dipenuhi. Jika mereka menjual rate per kamar yang tidak sesuai dengan ketentuan itu, tidak bisa lolos pembiayaan kredit,’’ terangnya.

Langkah untuk masuk ke segmen leisure didasari kebutuhan masyarakat akan hal itu yang belum bisa tergantika­n oleh teknologi. Berbeda dengan sektor ritel yang bisa digantikan e-commerce. Di segmen leisure, masyarakat masih membutuhka­n pengalaman fisik. ’’ Selfie di Labuan Bajo, lalu diunggah di media sosial. Memang itu yang sedang jadi tren,’’ imbuhnya.

Selain itu, kontribusi nasabah milenial yang mencapai 62 persen terhadap total nasabah BNI membuat perseroan harus terus ber inovasi dalam mengembang­kan layanan. ’’Bank harus ber ubah. Se bab, selama ini, fintech (financial technology) agresif dalam mengembang­kan usahanya. Ada pula perusahaan transporta­si yang tidak memperoleh izin, lalu akhirnya akuisisi perusahaan fintech,’’ katanya.

Salah satu yang dipertimba­ngkan BNI untuk masuk ke sektor tersebut adalah menerapkan strategi anorganik. ’’Bisa dengan melakukan akuisisi perusahaan fintech. Ini memang lebih mahal, tetapi bisa meminimalk­an risiko,’’ tuturnya.

 ?? FRIZAL/JAWA POS ?? DIMINATI: Hunian bertingkat Klaska Residence yang akan groundbrea­king akhir tahun ini.
FRIZAL/JAWA POS DIMINATI: Hunian bertingkat Klaska Residence yang akan groundbrea­king akhir tahun ini.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia