Dorong Kontraktor Jadi Investor
JAKARTA – Pihak swasta diminta terlibat lebih banyak dalam proyek infrastruktur. Bukan hanya sebagai kontraktor, subkontraktor, atau penyedia material, melainkan juga sebagai investor. Dengan begitu, ke depan semakin banyak swasta nasional yang naik kelas.
”Investor ini kita butuhkan karena perlu 37 persen gap kebutuhan infrastruktur dalam lima tahun ini (2014–2019),” kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro setelah membuka Indonesia Infrastructure Week (IIW) di JCC Senayan kemarin (8/11).
Menurut Bambang, bukan hal mudah membuat sektor swasta tertarik menjadi investor. Karena itu, pemerintah harus menyiapkan skema khusus. Dia memerinci, ada dua skema yang sudah disiapkan. Yakni, public private partnership (PPP) atau kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) dan pembiayaan investasi non-anggaran pemerintah (PINA). ”Pada skema PPP atau KPBU ini, pemerintah beri dukungan sektor swasta. Yang penting, proyek selesai dan bisa dimanfaatkan,” tambahnya.
Skema tersebut diutamakan untuk infrastruktur komersial yang masih marginal. Untuk infrastruktur yang marginnya lebih tinggi, pemerintah punya PINA yang menekankan pada pembiayaan ekuitas. ”Kita mendorong partisipasi langsung dalam kepemilikan saham maupun instrumen. Yang penting, peran sektor swasta makin besar di infrastruktur dan bisa menutup gap tadi,” jelas dia.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong kontraktor tidak hanya menjadi penyedia jasa konstruksi. Namun, juga menjadi investor proyek infrastruktur. Terlebih, saat ini iklim investasi di Indonesia sangat kondusif dengan membaiknya peringkat kemudahan bisnis dan daya saing.
Peringkat daya saing Indonesia pada 2017 naik ke posisi 36 dari sebelumnya 41. Bank Dunia juga menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72 dari 190 negara dalam laporan kemudahan usaha 2018. Itu merupakan hasil survei Bank Dunia pada 2017 atau naik dari sebelumnya peringkat ke-91 pada 2016.
Plt Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga menyatakan, konsep kontraktor yang berevolusi menjadi investor sudah berhasil diterapkan di BUMN. Dia mencontohkan kontraktor BUMN Waskita Karya yang juga menjadi investor melalui anak usahanya.