Jawa Pos

Pesta Juara di Bangkalan

-

BANGKALAN – Berakhir sudah persaingan di Liga 1. Bhayangkar­a FC dipastikan keluar sebagai juara kompetisi level teratas tanah air itu setelah menang atas Madura United 3-1 di Stadion Gelora Bangkalan tadi malam (8/11).

Ya, saat ini satu-satunya penghalang mereka juara adalah kalau tiba-tiba Mitra Kukar mengajukan banding dan menang atas hukuman kalah 0-3 oleh Bhayangkar­a gara-gara dianggap memakai pemain tidak sah. Kalau tidak, selesai sudah.

Meski masih menyisakan satu laga dan peluang Bali United menyamai poin Bhayangkar­a masih terbuka, peluang juara sudah habis. Sebab, secara head-to-head, Bhayangkar­a lebih unggul dengan selalu menang atas Bali United dalam laga kandang maupun tandang.

Menyadari hal itu, begitu peluit panjang dibunyikan, para pemain dan ofisial The Guardian – julukan Bhayangkar­a FC– langsung menyeruak ke lapangan. Mereka menyerbu rekan-rekannya yang ada di atas lapangan. Pesta pun tak terelakkan. Pelatih Bhayangkar­a FC Simon McMenemy men jadi sasaran. Dia dipeluk hingga diangkat para pemain dan ofisial Bhayangkar­a. ”Luar biasa. Ini sangat luar biasa,” teriak McMenemy saat merayakan pesta juara.

Para pemain tak kalah antusias. Paulo Sergio Moreira bahkan sampai membuka baju sembari berlari keliling lapangan. ” Champion, champion,” pekiknya.

Mereka kemudian membentuk lingkaran. Para pemain dan ofisial berkumpul. Mereka berdoa yang disambung dengan meneriakka­n yel-yel kemenangan. ”Ini adalah momen indah. Sekarang kalian semua memiliki kisah indah yang bisa dibagikan kepada anak-cucu di masa depan kelak,” tutur sang kapten Indra Kahfi kepada rekan-rekannya setelah berdoa. McMenemy juga senang bukan kepalang. Sebab, dia tak menyangka bisa memenangi laga kontra Madura United. ” Madura United lawan yang berat. Banyak yang tak percaya kami mampu menang. Tapi, ternyata malah kami bisa berpesta ( juara) di sini ( Bangkalan),” ungkapnya. Pemain naturalisa­si Ilija Spasojevic menjadi pahlawan kemenangan. Hat-trick yang dia cetak pada menit ke-50, 67, dan 94 hanya mampu dibalas satu gol oleh Madura United melalui Rizky Dwi Febrianto (69’). ”Saya senang. Sangat bangga. Menjadi juara rasanya sangat spesial,” ucap pemain yang akrab disapa Spaso itu. Di sisi lain, Manajer Madura United Haruna Soemitro merasa kekalahan timnya tidak wajar. Tiga kartu merah yang diterima Peter Odemwingie, Fandi Eko Utomo, dan Rizky Dwi Febrianto menjadi penyebabny­a. ”Kami merasa dikriminal­isasi. Kami dikerjai. Tiga kartu merah jelas membuat situasi tim tak kondusif,” cetusnya.

Haruna juga menyesalka­n banyaknya aparat berseragam yang berjaga di dalam dan di luar stadion. Bahkan, puluhan aparat menonton dari tribun yang seha rus nya tak boleh diisi. ” Ini diskrimina­si,” tukasnya.

Amarah Haruna kian memuncak kala K-cong Mania –julukan fans Madura United– diusir aparat saat menggelar nonton bareng di luar stadion. Padahal, dalam laga sebelumnya kontra Barito Putera (5/11), K-cong Mania boleh memenuhi halaman luar stadion. Nyanyian mereka bahkan terdengar sampai ke dalam stadion. Hal itu dinilai sebagai pembakar semangat para pemainnya. ” Tapi, ini malah dibubarin. Kami didiskrimi­nasi. Apa salah mereka (fans)?” keluhnya.

 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? SELAMAT: Para pemain dan ofisial Bhayangkar­a FC merayakan juara Liga 1 setelah menang atas Madura United di Stadion Gelora Bangkalan tadi malam.
DIPTA WAHYU/JAWA POS SELAMAT: Para pemain dan ofisial Bhayangkar­a FC merayakan juara Liga 1 setelah menang atas Madura United di Stadion Gelora Bangkalan tadi malam.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia