Dua Hari Lagi Munculkan Nama
Poros Tengah Sasar Pemilih Milenial
SURABAYA – Poros alternatif Gerindra-PAN-PKS masih terlihat tenang. Ketika dua kubu lain sudah mempersiapkan pilgub cukup jauh, poros tersebut bahkan belum mendeklarasikan calon yang akan diusung. Prakiraan nama-nama baru pun kerap bermunculan sembari menunggu keputusan poros bertajuk Jatim Emas tersebut
Gerindra menilai memang belum saatnya memunculkan nama. Sekretaris DPD Partai Gerindra Jatim Anwar Sadad menuturkan, poros Jatim Emas mengambil jalan yang berbeda dengan poros lain. ’’Kami tidak ingin terbawa poros lain yang sejak dini calonnya harus diekspos,” ungkapnya santai ketika ditemui di kantor DPRD Jatim kemarin (8/11).
Alih-alih mengumumkan calon sejak awal, lanjut dia, Gerindra memang cenderung ingin memunculkan kejutan di akhirakhir. Selain itu, mereka tidak khawatir soal kurangnya dukungan masyarakat terhadap calon apabila yang bersangkutan tidak diperkenalkan sejak awal. ’’ Yang lebih penting adalah bagaimana memasuki inti masyarakat Jatim,” jelasnya.
Kendati bakal memunculkan kejutan, Sadad menyebutkan bahwa nama-nama yang digodok kini tidak benar-benar baru. ’’Namanamanya tidak jauh dari yang sudah beredar,” ungkapnya.
Sejauh ini, tokoh yang cukup santer dikabarkan akan dipinang Gerindra adalah Emil Dardak. Di sisi lain, bupati Trenggalek itu juga dipertimbangkan sebagai wakil bagi Khofifah Indar Parawansa.
Gerindra berencana tidak hanya menawarkan kursi cawagub bagi bupati milenial itu, melainkan juga kursi Jatim 1 jika berani. Tak mengherankan, Gerindra memang merupakan salah satu partai terkuat dalam pileg terakhir dengan jumlah 13 kursi. Lebih banyak daripada partai-partai lain dalam poros baru.
Nama-nama lain yang muncul dari Gerindra, antara lain, La Nyalla Mattalitti, Muhammad Nuh, dan yang terbaru adalah Achsanul Qosasi. Nama terakhir itu baru disampaikan Selasa (7/11) oleh Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Kepala Badan Pemeriksa Keuangan tersebut dipertimbangkan sebagai salah satu cagub lantaran dianggap mumpuni mengatasi persoalan ekonomi.
Poros baru juga tengah mempersiapkan kemungkinan wakil dari kader salah satu partai yang tergabung. Sebab, Sadad menilai, sudah seharusnya partai politik tidak hanya menjadi ’’kendaraan” bagi calon dari luar kader.
’’Ada satu fenomena, hampir semua tokoh yang dimunculkan bukan kader partai sendiri,” jelasnya. Fenomena tersebut, lanjut dia, menunjukkan kemunduran proses kaderisasi dan pendidikan politik oleh partai. Partai dianggap hanya sebagai makelar yang memilih figur berdasar popularitas meskipun itu di luar kader.
Nama Sadad muncul dalam bursa cawagub dari Gerindra. Sementara itu, PAN selama ini menyodorkan ketua DPW mereka, Masfuk. Bahkan, nama Masfuk gencar dipasangkan bersama Khofifah dengan tagline Kopi Mas.
Namun, melihat dinamika saat ini, Bendahara DPW PAN Jatim Agus Maimun menyatakan bahwa PAN lebih cenderung ikut dalam poros baru ketimbang bergabung dengan Khofifah.
’’Kami sudah sepakat akan satu barisan,” tegasnya kemarin. Senada dengan Sadad, dia menyatakan bahwa koalisi baru belum bicara soal tokoh lebih dahulu. Saat ini mereka masih menunggu hasil survei tanggapan publik tentang kehadiran poros baru. ’’Sudah hampir selesai dan animo publik sejauh ini memang besar,” lanjutnya.
Dengan bergabungnya ketiga partai, imbuh Maimun, mereka sepakat untuk menghilangkan ego sektoral masing-masing. Alih-alih berbicara soal mekanisme dapur internal, ketiga partai nanti lebih berfokus pada rumus pemenangan. ’’Pembicaraan soal kursi segini harus dapat wakil dan sebagainya tidak ada,” ujar ketua Fraksi PAN DPRD Jatim tersebut.
Belum punya figur usungan, Maimun menampik bahwa mereka sulit mencari figur yang tepat. ’’ Yang penting kendaraan ini harus dipastikan dulu. Soal tokoh, kami tidak defisit tokoh,” jelasnya. Baik itu tokoh dari internal maupun luar kader. Yang terbaru, partai berlambang bintang tersebut membidik Mahfud MD sebagai salah satu bakal cagub potensial.
Lantas, kapan nama-nama tersebut dideklarasikan? ’’Sekarang ketua umum sedang melakukan pembicaraan intens. Insya Allah dua hari lagi,” ungkapnya. Maimun enggan menyebutkan nama figur yang paling berpeluang. Namun, dia menjamin figur tersebut akan memunculkan kejutan bagi masyarakat Jatim.
’’Saya yakin poros ini akan menjawab kegalauan dan harapan masyarakat,” imbuhnya. Poros tersebut bakal menjajaki pemilih milenial. Karena itu, kemungkinan yang dipilih pun adalah figur yang bisa mewakili kaum pemilih muda tersebut. Baik dari segi usia maupun cara berkomunikasi.
Sementara itu, hanya PKS yang belum menyiapkan nama baru. Kendati bergabung dengan Jatim Emas, PKS berniat menyodorkan nama lawas ke DPP. Sekretaris DPW PKS Jatim Irwan Setiawan menyebutkan, pihaknya baru mengusulkan nama Saifullah Yusuf. ’’Karena hanya Gus Ipul calon yang paling intens berkomunikasi dengan PKS. Yang lain belum. Termasuk Bu Khofifah juga belum,” jelasnya.
Bahkan, lanjut Irwan, pihaknya masih akan berkomunikasi dengan PKB. ’’Dengan PKB sudah lama menjalin komunikasi. Setelah ini berkomunikasi lagi, dalam waktu dekat,” ujar sekretaris Tim Pemenangan Pemilu Wilayah (TPPW) PKS Jatim itu. Irwan tidak menampik bahwa ada kemungkinan PKS bergabung dengan poros merah- hijau tersebut. ’’Selama belum daftar ke KPU, masih terbuka peluang untuk nyusul,” lanjutnya.
Di sisi lain, dia juga membenarkan soal pertemuan poros baru. PKS ikut di dalamnya. Hanya, pertemuan tersebut masih sebatas komitmen. Belum ada calon konkret yang diusung. ’’Bergantung dinamika partai,” ujarnya singkat. Yang jelas, kini PKS masih mencermati arah dukungan para kiai di Jatim sebagai pijakan mereka. (deb/c7/dos)