Jawa Pos

Makin Jelita dengan Kosmetik Juweta

-

SURABAYA – Fransisca Yunita Dwiwulanda­ri suatu ketika makan juwet. Tentu, warna ungu dari buah musiman itu melekat erat di tangannya. Eureka! Dari situ, tercetusla­h ide membuat kosmetik berbahan juwet.

Fransisca bersama dua rekannya, Dwi Augusnita dan Yulia Riani Letelay, lantas berburu juwet hingga ke Madura. Tiga mahasiswa Fakultas Farmasi Universita­s Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS) itu bertekad menciptaka­n kosmetik herbal dari buah juwet.

Target mereka, kosmetik berupa perona pipi, pemulas mata, dan lipstik. Dari riset awal dan studi literatur, diketahui bahwa buah lokal tersebut memiliki kandungan pigmen antosianin, sumber warna merah keunguan.

Para mahasiswa angkatan 2013 itu pun membuat pemulas mata. Ekstrak buah juwet diambil. Bahannya, kulit dan daging buah tanpa biji. Setelah terpisah dari biji, buah lantas dihancurka­n dengan juicer.

Hasilnya lalu disaring. Sari buah itulah yang digunakan ke tahap selanjutny­a. Karena masih mengandung banyak cairan, tutur Fransisca, sari buah diuapkan. Hasilnya berupa ekstrak pekat.

Tim tersebut lantas mencampur ekstrak dengan bubuk pengawet, talk atau serbuk bedak, zat pengikat, dan akuades. Proses mencampur bahan alami harus perlahan. ”Biar tidak pecah,” jelasnya.

Begitu bahannya tercampur rata hingga berubah menjadi serbuk, Fransisca lantas memasukkan­nya ke wadah khusus. ”Baru dipres pakai alat,” ucapnya. Pemulas mata berwarna ungu muda itu tampak padat dan tidak kalah menarik dari produk di pasaran.

Pembuatan perona pipi, menurut Yulia, tidak jauh berbeda. Bahannya hampir sama. Hanya, ada tambahan zat penyerap minyak. Hal tersebut berkaitan dengan penggunaan blush on di daerah pipi. ”Jadi, perlu pakai penyerap minyak biar nempel dan awet,” tuturnya.

Lain lagi lipstik. Bahan pencampur yang dipakai, menurut Augusnita, terdiri atas pengental, pembentuk lapisan lilin, pengawet, dan pelarut. Semua bahan itu tinggal dicampur. Hasilnya, lipstik dalam bentuk krim.

”Kalau (lipstik) yang bentuk batangan lebih rawan patah dan banyak tambahan zat kimianya. Saya menghindar­i itu,” jelasnya. Lipstik krim tersebut, kata dia, jauh lebih mudah diaplikasi­kan. Meskipun dari buah juwet, warna yang dihasilkan merah segar dengan sedikit keunguan.

Augusnita menyatakan, buah juwet memang mudah ditemukan. Sayangnya, juwet bersifat musiman. ”Pas lagi musimnya, akan kita olah ekstraknya sebanyak mungkin,” ujarnya.

Di luar musim panen buah, mereka tentu perlu memikirkan strategi jitu agar juwet bisa tersedia sepanjang tahun. Sebab, juwet bukan buah berdaya jual tinggi. Mereka pun berupaya melakukan budi daya. Apalagi, kosmetik Juweta tersebut tengah dalam proses dipatenkan dan siap dipasarkan.

 ?? OKKY PUTRI RAHAYU/JAWA POS ?? MERONA UNGU: Dari kiri, Fransisca Yunita Dwiwulanda­ri, Yulia Riani Letelay, dan Dwi Augusnita menunjukka­n kosmetik berbahan juwet.
OKKY PUTRI RAHAYU/JAWA POS MERONA UNGU: Dari kiri, Fransisca Yunita Dwiwulanda­ri, Yulia Riani Letelay, dan Dwi Augusnita menunjukka­n kosmetik berbahan juwet.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia