Jawa Pos

Berani Curhat berkat Menggambar

Motorik halus perlu diasah dengan beragam kegiatan. Bisa menggambar, menulis, membuat kolase, menjahit, maupun menganyam. Manfaatnya pun ganda. Anak lebih terampil plus makin percaya diri.

-

SYAFROTUL Yuhayyik tampak sibuk. Kemarin (8/11) guru TK B PAUD Rajawali, Desa Sumput, Kecamatan Sidoarjo, itu terlihat membagi anak didiknya menjadi dua kelompok. Satu kelompok diajak menggambar dengan teknik usap abur. Kelompok satunya belajar menulis sesuai dengan contoh di papan. Tuntas mengerjaka­n, antarkelom­pok bertukar kegiatan.

Ayik, sapaan akrab Syafrotul Yuhayyik, menyatakan bahwa kegiatan tersebut menjadi salah satu cara mengasah motorik halus anak. Sekadar informasi, motorik halus bisa diartikan sebagai kemampuan yang berhubunga­n dengan keterampil­an fisik yang melibatkan otot kecil, koordinasi mata, serta tangan. ”Setiap hari, selalu ada pembelajar­an mengasah motorik halus, tapi bedabeda. Saat ini kegiatan menggambar dan menulis,” terangnya.

Setelah dua kelompok terbentuk, Ayik membagikan karton berbentuk kupukupu kepada anak yang masuk kelompok menggambar. Lantas, dia meminta anak didiknya mewarnai bagian pinggir karton berbentuk kupu-kupu tersebut dengan warna yang tebal. Bagian tengahnya dibiarkan tanpa warna.

Selesai diwarnai, Ayik meminta anak didiknya menggosok warna tersebut. Dengan begitu, warna bisa menyebar sampai ke bagian tengah kupu-kupu. Lakukan hingga seluruh permukaan kupu-kupu tertutup warna. Dan, terlihat degradasi warnanya. Bagian pinggir tebal, semakin ke tengah warnanya kian tipis.

Selain menggambar dengan teknik usap abur dan menulis, guru melatih motorik halus dengan belajar menjiplak gambar dan tulisan, membuat kolase, menempel manik-manik, membentuk gambar tertentu, hingga menganyam dengan menggunaka­n kertas lipat. Kegiatan tersebut disesuaika­n dengan tema belajar. Misalnya, pembelajar­an tema keluarga. Anak diajarkan cara menjahit. ”Bukan menjahit menggunaka­n jarum.Agak bahaya kalau pakai jarum,” ucapnya. Tetapi menggunaka­n benang besar dan dimasukkan ke lubang yang dibuat sebelumnya sehingga membentuk gambar tertentu. ”Kalau tema keluarga, biasanya anak diajarkan membuat pakaian ibu,” imbuhnya.

Bulan ini tema pembelajar­an di sekolah tersebut adalah binatang bersayap. Jadi, pembelajar­an motorik halus berkaitan dengan tema besar itu. Misalnya, dalam satu jam pelajaran, Ayik menjelaska­n tentang capung. Bentuk dan ciri-cirinya dijelaskan lengkap. ”Setelah itu, anak-anak kami minta menggambar capung berdasar penjelasan itu,” tuturnya.

Biasanya siswa dibebaskan menggambar apa pun. Tujuannya, melatih imajinasi mereka. Setelah menggambar, mereka harus mempresent­asikan maksud dari gambar tersebut di depan guru. Kepala Paud Rajawali Khilmia mengatakan bahwa semua siswa pernah diminta menggambar orang. ”Ketika diminta melakukan presentasi, seorang siswa menunjukka­n gambar dua anak, tapi terlihat sedikit luka pada salah satu gambar wajahnya,” ujarnya. Ketika diminta bercerita, anak tersebut menuturkan bahwa dua anak tersebut merupakan penggambar­an dirinya dan sang kakak. Luka itu adalah bekas cakaran kakaknya. ”Ini menunjukka­n bahwa siswa jadi berani mengutarak­an isi hatinya dengan gambar,” paparnya.

Jadi, kegiatan mengasah motorik halusnya terlaksana, rasa percaya diri anak juga meningkat. Semakin sering dilatih, anak kian berani tampil.

 ?? SHELA TAMARA/JAWA POS ?? LATIH MOTORIK HALUS: Nadifa Kalila Rifda (kiri) dan Sovia Salma Altafunisa, anak TK B PAUD Rajawali, menggambar dengan teknik usap abur kemarin.
SHELA TAMARA/JAWA POS LATIH MOTORIK HALUS: Nadifa Kalila Rifda (kiri) dan Sovia Salma Altafunisa, anak TK B PAUD Rajawali, menggambar dengan teknik usap abur kemarin.
 ??  ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia