Industri Halal Global Tahun Ini 3,8 T
Perhelatan puncak ISEF 2017 di Surabaya masih menunjukkan kemeriahannya sejak kali pertama dihelat pada Selasa lalu (7/11). ISEF 2017 yang terdiri dari Sharia Forum dan Sharia Fair resmi dibuka kemarin (9/11).
PEMBUKAAN tersebut ditandai dengan pemencetan tombol oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Gubernur BI Agus Martowardojo, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro, dan Menteri Agama Republik Indonesia Lukman Hakim. Hadir pula Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Ketua Dewan Komisaris OJK Wimboh Santoso, serta Ketua Dewan Komisioner Penjamin Simpanan Halim Alamsyah.
Acara tahunan BI tersebut mendulang apresiasi dari Jusuf Kalla. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi merupakan indikator kemajuan suatu negara. Dia mengajak semua pihak untuk menyukseskan ISEF 2017 demi mendongkrak perekonomian negara. Meskipun masih berkembang di tahap menengah, Jusuf Kalla optimistis jika Indonesia mampu meraih peningkatan ekonomi lewat inovasi-inovasi yang dilakukan Bank Indonesia dan lembaga-lembaga terkait.
’’Di sini, forum diskusi dibuka sehingga semua segmen dapat menyatukan kepala,” ujarnya. Lewat forum tersebut juga, Jusuf Kalla mengharapkan berbagai pihak untuk turut menjadi agen perubahan. Perihal ekonomi, Ia menyadari bahwa Indonesia cukup tertinggal. ’’Mari, kita kembangkan ekonomi syariah demi mengejar ketertinggalan itu,” tambahnya.
Agus Martowardojo mengamini pendapat Jusuf Kalla. Baginya, sektor industri syariah kini makin menunjukkan geliatnya. Volume industri halal global tahun ini mencapai USD 3,8 triliun. Nominal tersebut diperkirakan terus tumbuh hingga USD 6,3 triliun pada 2012. ’’Negara-negara di dunia memanfaatkan momentum tersebut dan kini mereka berlombalomba menjadi pelaku utama,” paparnya.
Penunjukan Jawa Timur sebagai tuan rumah puncak ISEF 2017 bukan tanpa alasan. Pakde Karwo, panggilan akrab Soekarwo, menuturkan bahwa Jawa Timur punya rekam jejak yang sangat baik di ranah peningkatan ekonomi.
Menurut Soekarwo, salah satu yang paling menonjol dari Jawa Timur adalah UMKM yang dimilikinya. Bahkan, UMKM menyum- bang 54,98 persen dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun lalu. ’’UMKM di Jatim terus menunjukkan geliatnya. Ekonomi syariah butuh UMKM sebagai pendukung utama kesuksesannya. Jawa Timur adalah tuan rumah yang tepat sebagai pusat perkembangan ekonomi syariah di Indonesia,’’ imbuh optimis.
Sharia Fair merupakan wadah showcase bagi produk halal dan sehat, Islamic Fintech & Start Up Company, industri keuangan syariah, serta produk-produk inovatif berbasis zakat dan wakaf. Terdapat 140 booth yang memamerkan produk unggulannya dalam event yang merupakan rangkaian dari ISEF 2017 tersebut. Sharia Fair merangkum seluruh tenant dalam satu tema besar, yakni halal and healthy lifestyle. Beberapa lini masuk di dalamnya, yakni food, fashion & tourism, integrated farming, renewable energy, dan islamic commercial & social finance.
Pengunjung dan peserta juga dibekali dengan pengetahuan terkait ekonomi syariah dan peningkatan kualitas produk lewat berbagai workshop dan talkshow. Beberapa talkshow tersebut di antaranya pemberdayaan wirausaha, investasi syariah berbasis teknologi, berkah ekonomi syariah bagi kemajuan daerah, dan industri busana muslim. Sharia Fair juga diramaikan oleh jajaran artis nasional, yakni Klantink, Cakra Khan, Erwin Gutawa Orchestra, dan Melly Goeslaw. Pemilihan dai cilik juga menjadi bagian dari Sharia Fair. (ree/xav)