Dulu Kena Gempa, Kini Dihajar Lesus
Siswa di Poso Terpaksa Belajar di Udara Terbuka
POSO – Kemalangan bertubitubi dirasakan ratusan murid Sekolah Satu Atap (Satap) SDSMP Desa Sedoa, Kecamatan Lore Utara, Kabupaten Poso. Gedung sekolah mereka setengah tahun lalu hancur karena gempa bumi. Sejak itu, mereka terpaksa belajar di tenda darurat.
Eh, ternyata tenda darurat pun kena musibah. Tenda belajar itu roboh gara-gara dihantam angin puting beliung Sabtu sore (4/11). Terpaksa, para siswa kini belajar di lapangan bola tanpa dilindungi apa pun.
Seperti diketahui, setelah gempa di Lore menghancurkan seluruh gedung sekolah beberapa bulan lalu, proses belajar-mengajar di SD-SMP Satap Desa Sedoa dilakukan di tenda bantuan Kementerian Sosial (Kemensos). Ada sepuluh tenda besar yang diberikan Kemensos. Belajar di tenda dilakukan sembari menunggu selesainya pembangunan gedung sekolah oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Poso.
Kepala Sekolah Satap Sedoa Alrimus Rangka menjelaskan, 6 di antara 10 tenda yang digunakan untuk belajar ambruk. Itulah yang mengakibatkan ratusan anak harus belajar di tanah lapang tanpa atap dan dinding.
”Kami berharap seluruh pihak yang terkait dengan pendidikan dapat membantu menyelesaikan permasalahan ini. Kasihan anak-anak jika kondisi memprihatinkan ini berlangsung lama,” katanya Rabu (8/11).
Meski proses belajar-mengajar tanpa atap dan dinding alias menempati tanah lapang, menurut Alrimus, semangat murid dan guru tetap tinggi. Apalagi, pihak kepolisian dan TNI yang sedang melaksanakan tugas Operasi Tinombala turut membantu menyemangati para siswa.
Terkait dengan kondisi para siswa yang belajar di tanah lapang, Kepala Dinas Dikbud Poso Dr Yus Madoli mengatakan pihak dinas bersama TNI sudah mengirim tujuh tenda baru. Tenda- tenda ter se but akan dipasang agar aktivitas belajar siswa bisa berjalan normal lagi. (bud/c11/ami)