Setiap Hari Berlatih Lima Soal Selama 2,5 Jam
Kerja keras M. Febrilian Syah dan M. Aan menekuni fisika berbuah prestasi. Siswa SMAN 2 Kediri itu berhasil meraih peringkat I dan menjadi juara harapan I Kompetisi Sains untuk Siswa di Universitas Jember (Unej).
KAMIS pekan lalu (2/11) Jawa Pos Radar Kediri berkunjung ke SMAN 2 Kediri. Sekolah yang dikenal dengan sebutan Smada Kediri itu berhasil mengantarkan dua anak didiknya berjaya di Kompetisi Sains untuk Siswa (Kosinus) di Universitas Jember (Unej). Keduanya adalah M. Febrilian Syah dan M. Aan.
Mereka tampak malu-malu saat ditemui koran ini di ruangan sekolah tersebut. Aan adalah siswa kelas X yang baru saja menjadi juara harapan I di Kosinus. Sedangkan rekannya, Febrilian, adalah siswa kelas XII yang meraih peringkat I ajang yang sama.
Selain dua pelajar berprestasi tersebut, di ruangan tersebut ada Kepala SMAN 2 Kediri M. Thohir. Dia mendampingi anak didiknya dalam wawancara dengan wartawan koran ini.
”Silakan, langsung saja,” ujar M. Thohir dengan ramah.
Febri menjadi narasumber utama. ”Sebenarnya tidak menyangka,” kata dia, membuka cerita.
Semula fokus lomba yang diikuti Febri bukanlah Kosinus Unej. Melainkan olimpiade ilmu bumi dan fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Namun, dalam perlombaan tersebut, perjuangan Febri terhenti di babak semifinal.
Lomba di ITS dan Unej itu pun hampir bersamaan. Olimpiade di ITS dilaksanakan pada 7 Oktober. Lalu, berselang sehari, yakni 8 Oktober, Kosinus dihelat di Unej. Itu merupakan seleksi awal.
”Ketika saya kalah di semifinal, langsung pulang ke Kediri. Kirakira pukul 20.00 baru sampai di Kediri,” kenangnya. Dengan kondisi payah, Febri memutuskan untuk beristirahat. Malam itu dia pasrah dengan keikutsertaannya dalam seleksi Kosinus yang dimulai esok harinya.
Kosinus adalah lomba olimpiade fisika untuk menyambut pekan ilmiah. Lomba tersebut diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Ilmu Fisika Unej. Untuk menuju final, ada beberapa tahap yang harus dilalui peserta.
Tahap pertama adalah seleksi tingkat rayon. Saat itu Kota Kediri menjadi salah satu tuan rumah rayon. Setiap rayon memiliki peserta dari beberapa daerah.
”Kalau rayon Kediri, ya ada peserta dari Nganjuk, Tulungagung, dan sekitarnya, Mas,” tambah siswa kelahiran 25 Februari 2000 tersebut.
Peserta tahap itu mengerjakan 50 soal pilihan ganda. Febri dan Aan mengikuti tanpa persiapan yang matang karena ada lomba sebelumnya.
Namun, tak disangka, dua siswa tersebut mampu menembus tahap selanjutnya. ”Iya, belajarnya pas sebelum lomba di ITS itu, Mas,” ungkap Febri.
Seminggu sesudah itu, tahap selanjutnya dilaksanakan. Tepatnya 15 Oktober. Bertempat di kampus Unej, di tahap tersebut ada 59 peserta yang berhasil lolos. Materi lomba pada tahap tersebut terdiri atas 15 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian.
Setelah mengerjakan soal-soal tersebut, Febri dan Aan lolos lagi ke babak selanjutnya. Mereka akhirnya menembus final. Ada 10 peserta yang berhasil lolos ke final.
”Alhamdulillah, bisa sampai lanjut ke babak final,” tambahnya.
Di babak final, ada delapan uraian panjang yang harus dikerjakan. Dua siswa tersebut berjuang keras untuk menjadi yang terbaik. Hasilnya pun di luar dugaan. Mereka berhasil menjadi juara. Febri meraih peringkat I dan Aan menjadi juara harapan I.
Febri mengatakan, ada beberapa tip yang dilakukannya sebelum lomba. Salah satunya adalah mereview soal fisika. Tidak tanggungtanggung, dia mempelajari lagi soal kelas X sampai XII.
”Jika sudah me- review, otomatis semua soal bisa dipahami,” ungkap bungsu di antara dua bersaudara tersebut.
Selain itu, mengerjakan soal uraian yang panjang menjadi makanan sehari-hari Febri. Dalam sehari, dia berlatih lima soal selama 2,5 jam. ”Biasanya kalau ini H-7, Mas. Satu soal biasanya membutuhkan waktu 30 menit,” jelasnya.
Berbeda dengan Febri yang sudah berpengalaman di berbagai olimpiade, Aan masih minim pengalaman. Maklum, dia masih duduk di kelas X. Namun, prestasinya itu tentu patut diapresiasi. ”Saya baru kali pertama ikut olimpiade seperti itu,” ucap Aan. (*/ndr/c11/diq)