Menanti Magis Cahill
SAN PEDRO SULA – Jalan timnas Australia menembus putaran final Piala Dunia 2018 sangat berliku. Bagaimana tidak, mereka harus menjalani dua babak playoff. Yang pertama, saat berhasil melewati hadangan Syria di playoff zona AFC bulan lalu. Hanya, tandang melawan Honduras besok memiliki jarak yang lebih jauh dan berpotensi membuat skuad polesan Ange Postecoglou itu kelelahan. Sebab, mereka harus terbang sejauh 13.775 kilometer. Apalagi, leg kedua yang digelar home di ANZ Stadium, Australia, hanya berjarak empat hari kemudian (15/11). Kendala lainnya yang berpotensi menghambat performa Australia pada laga di Stadion Olimpico Metropolitano ialah kemungkinan absennya Tim Cahill. Ya, hingga kemarin, kondisi top scorer sepanjang masa Australia dengan 50 gol itu belum pulih 100 persen dari cedera engkel meski dia sudah ikut berlatih.
’’Orang-orang terlalu bersemangat mengenai siapa saja yang akan bermain. Namun, siapa yang nantinya diturunkan adalah mereka yang selalu bersama dalam empat tahun terakhir,’’ ucap Postecoglou kepada Fox Sports.
Tomi Juric bakal menjadi pengganti bila akhirnya Cahill belum pulih besok. Hanya, harus diakui bahwa Postecoglou membutuhkan sosok penyerang 37 tahun tersebut untuk melanjutkan tradisi Australia yang selalu lolos dalam tiga edisi Piala Dunia sebelumnya.
Tidak hanya berstatus bomber utama, Cahill merupakan kapten tim. Salah satu bukti paling mutakhir dari sumbangsih pemilik nomor 4 itu, dua golnya di leg kedua playoff AFC kontra Syria pada Selasa (10/10).
Meski begitu, Cahill bisa tetap turun. Hanya, dia berstatus pengganti. Bagaimanapun, ambisinya adalah tampil di kandang saat Australia giliran menjadi tuan rumah di leg kedua.
’’Ini adalah beberapa pekan paling krusial dalam sepak bola Australia,’’ kata Cahill kepada The Indian Express. ’’Saya menganggapnya begitu. Sebab, bisa saja dua laga melawan Honduras menjadi pertandingan terakhir saya bersama Australia,’’ ujar mantan penggawa Everton itu.
Bahkan, Cahill mendapat pujian dari pelatih Honduras Jorge Luis Pinto. Pelatih 64 tahun tersebut menilai Cahill sebagai contoh ideal bagi setiap pesepak bola. Sebab, dia tetap menghormati Honduras meski dalam laga nanti teror akan didapatkan Australia dari suporter tuan rumah.
Meski begitu, pelatih berkebangsaan Kolombia tersebut tetap yakin timnya bisa lolos ke Rusia tahun depan. Bila terealisasi, itu merupakan partisipasi keempat mereka atau ketiga kali beruntun.
’’Cahill sangat cerdas. Saya pikir kami harus memberinya pengakuan seperti yang telah diberikan sepak bola kepadanya,’’ tutur Pinto kepada
ESPN. ’’Kami bisa pergi ke Rusia 2018. Pertandingan tersebut memang sulit. Namun, persiapan juga terus kami lakukan untuk menyongsongnya. Terima kasih atas semua dukungan yang telah diberikan kepada kami,’’ lanjutnya. (io/c20/tom)