Mutasi Diwarnai Aroma Sanksi
Kinerja Menjadi Pertimbangan
GRESIK – Gerbong mutasi di Pemkab Gresik bakal ”menggeret” pejabat dalam jumlah besar. Sekitar 80 pejabat berbagai eselon dikabarkan bakal kena geser. Baik promosi karena prestasi bagus maupun sanksi akibat kinerja buruk. Tinggal tunggu waktu. Berdasar informasi yang dihimpun Jawa
sebagian mutasi hanyalah upaya penyegaran biasa dalam tubuh pemkab. Yang lain merupakan pengisian jabatan yang kosong karena ditinggal pensiun. Namun, sebagian lain merupakan hasil evaluasi kinerja. Artinya, pejabat dimutasi karena kinerjanya tidak memuaskan.
”Kabarnya, ada pejabat eselon yang bakal kena sanksi,” ungkap sumber Jawa Pos di internal Pemkab Gresik. Pejabat itu bisa eselon II (setingkat kepala dinas), eselon III (setingkat kepala bidang/sekretaris dinas), hingga eselon IV (setingkat kasi).
Siapa yang dimutasi karena sanksi? Salah satu yang disebutsebut adalah beberapa kepala sekolah (Kasek) yang kinerjanya dinilai tidak berhasil. ”Jadi, mutasi ini terkait dengan kinerja,” kata sumber tersebut.
Kabar lain menyebutkan, Badan Pertim- bangan Kepangkatan dan Jabatan (Baperjakat) Pemkab Gresik sedang mempertimbangkan untuk menjatuhkan sanksi bagi pejabat eselon. Dia disebut-sebut telah melakukan pelanggaran. ”Tapi, masih dikaji kebenarannya. Sanksinya bisa di- nonjob-kan atau dipindah,” ucapnya.
Menurut sumber yang minta namanya dirahasiakan itu, rencana mutasi sebenarnya dilakukan hari ini (10/11). Namun, kabar lain menyebutkan, rencana mutasi hari ini ditunda lagi. Belum ditetapkan waktunya.
Bupati Sambari Halim Radianto menegaskan, persiapan mutasi pejabat tetap berjalan. Masih terus dipersiapkan. ”Yang pasti akan dilakukan. Soal waktunya kapan, yang jelas dalam waktu dekat,” tandasnya.
Pejabat berusia 59 tahun itu kembali menjelaskan, rencana perombakan pejabat pemkab kali ini merupakan upaya memaksimalkan kinerja seluruh instansi. ” Yang kami cari adalah pejabat yang mau dan mampu. Serta punya kredibilitas,” ungkapnya.
Karena itu, lanjut Sambari, persiapan mutasi kali ini benar-benar melihat rekam jejak ( track record) seluruh pejabat. ”Proses ini tak gampang. Tidak mudah menata personel sedemikian banyaknya,” urainya. (ris/c25/roz)