Hoax Bikin Ibu Novie Panik
Untung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.Insiden itu sejak kemarin memang viral di dunia maya. Banyak orang yang prihatin menyaksikannya. Apalagi ketika melihat pengendara sepeda motor satu per satu bertumbangan. Ada yang terempas ke depan. Ada pula yang terempas ke trotoar di sebelah kiri.
Yang pertama ditabrak mobil itu adalah Ferry Setiawan, pengendara Yamaha Vixion. Dia kemudian terlempar ke kiri. Belum berhenti, mobil kemudian menyasak Rudy Yuwana yang berboncengan dengan istrinya, Novie Anggraeny. Ketika itu pasangan tersebut mengendarai Yamaha Fino. Ada Honda Megapro yang turut tertabrak. Namun, pengendaranya mengaku tidak mengalami cedera apa pun.
Mobil tersebut baru bisa berhenti setelah Yamaha Fino warna jingga itu terjepit di kolongnya. Bahkan, dua roda depan mobil tersebut sampai terangkat. Motor korban ditindih dan terseret hingga 5 meter. ”Kalau nggak ada motor di bawah, mobil masih melaju,” ungkap Mikael.
Teriakan pengguna jalan begitu riuh terdengar. Empat pengendara motor yang tertabrak masih tergeletak. Mikael malah berkonsentrasi kepada Gilberth, si penabrak. Dengan setengah memaksa, pintu mobil dia buka. ” Ternyata masih remaja mukanya,” tuturnya.
Rahang dan dagu pemuda 18 tahun itu dia genggam dengan tangan kiri. Bukan berniat memukul, Mikael cuma ingin bertanya. ” Nabrak satu kok keterusan sampai tiga, apa nggak sadar?” ujarnya. Polisi yang semenit kemudian datang langsung meminta warga mengamankan Gilberth. Tak boleh ada yang main hakim sendiri.
Lima menit kemudian ambulans dan sejumlah petugas gabungan datang. Mereka menolong para korban. Rudy dan Novie langsung dirujuk ke RS Adi Husada. Sedangkan korban lain hanya mendapatkan pertolongan pertama. Bahkan, seorang pengendara Honda Megapro hitam bernopol L 5816 BF tak mau ditangani petugas.
Setengah jam kemudian motor matik yang berwarna jingga itu berhasil dikeluarkan dari kolong mobil. Kondisinya masih utuh. Hanya, bodi kirinya tergerus aspal. Sedangkan setang Yamaha Vixion warna jingga dengan nopol L 5533 TE yang dikendarai Ferry Setiawan meliuk tak berbentuk. Bagian sepatbor dan pelindung tangki pecah. Alhasil, motor milik Ferry dan Rudy diamankan petugas sebagai barang bukti.
Sekitar pukul 09.00 Gilberth langsung dibawa ke Poliklinik Polrestabes Surabaya. Dia dites urine. Kemudian, pemuda asal Kaimana, Papua Barat, itu diinterogasi di markas Unit Laka Lantas Polrestabes Surabaya di Dukuh Pakis.
Tepat tengah hari, Kanitlaka Lantas Polrestabes Surabaya AKP Bayu Halim Nugroho menyatakan bahwa pelaku akan menjalani sejumlah pemeriksaan hingga sore. Jika terbukti bersalah, dia bisa dibui lantaran kelalaian itu. Pasal 359 dan 360 KUHP bisa dijeratkan kepadanya.
Sekitar pukul 15.00 Gilberth keluar dari ruang pemeriksaan di lantai 2 unit laka lantas polrestabes. Dia langsung digiring seorang polantas untuk masuk ke mobil polisi. Pemuda tersebut akan menjalani visum untuk tes alkohol di RS Bhayangkara. Setelah itu, dia dibawa ke polrestabes.
Bayu mengatakan akan mencari sejumlah bukti di lapangan. Sebab, pelaku mengaku sedang melamun ketika berkendara. Apalagi, sekitar pukul 15.30 hasil tes urine Gilberth dinyatakan negatif. Meski begitu, polisi menetapkan mahasiswa semester I itu sebagai tersangka kecelakaan lalu lintas. ”Kami masih cari apa yang bikin dia hilang konsentrasi,” ujar polisi dengan tiga balok di pundak tersebut.
Kapolrestabes Surabaya Kombespol M. Iqbal mengatakan, Gilberth sudah pantas untuk ditetapkan sebagai tersangka. Bukti yang mengarah kepadanya sudah cukup. Mulai bukti digital hingga jejak sisa tabrakan di lokasi. ”Bukti digital berupa closed circuit television (CCTV) itu tidak bisa dibantah,” ujarnya.
Iqbal menuturkan, sempat beredar kabar miring tentang kecelakaan tersebut. Salah satunya, terdapat korban jiwa akibat kecelakaan tersebut. Padahal, tidak ada satu pun korban meninggal. ”Hanya ada satu korban yang bernama Novi. Dia diduga mengalami retakan di kaki,” pungkas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.
Kemarin Gilberth pun meminta maaf kepada korban dan keluarga korban meski sedikit terbata-bata. ”Oh iya, saya meminta maaf atas segala hal yang saya lakukan, baik kepada korban dan keluarganya,” ucap Gilberth di kantor polisi.
Gilberth merupakan salah satu mahasiswa Universitas Widya Kartika. Dia baru saja masuk. Gilberth merupakan mahasiswa semester I. Peralihan masa SMA dan kuliah membuat dia sedikit kaget. Dia masih beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
Namun, Gilberth mengatakan sudah memiliki SIM. Di umurnya yang kini 18 tahun, dia sudah mendapatkan SIM sekitar setahun lalu. Namun, SIM A miliknya kini harus ditahan polisi. Sebab, dia dianggap lalai dalam berkendara.
Penyelidikan terhadap Gilberth masih dilakukan. Iqbal curiga beberapa hal terkait dengan kejadian tersebut. Namun, dia tidak mau berandai-andai. ”Penyelidikan akan dilakukan secara scientific. Penetapan tersangka tidak menghentikan penyelidikan yang kami lakukan,” tegas mantan Kabidhumas Polda Metro Jaya tersebut.
Sementara itu, rekaman CCTV laka lantas di Jalan Darmo itu menjadi viral di media sosial (medsos). Awalnya, rekaman yang diambil dari Surabaya Intelligent Transportation System (SITS) itu di- posting di Instagram Dinas Perhubungan Surabaya dan SITS. Reaksi warganet pun semakin cepat. Bahkan, video laka lantas yang berdurasi 30–60 detik itu juga tersebar melalui WhatsApp.
Tidak sedikit warganet yang menghujat pengendara mobil yang kehilangan konsentrasi sehingga menabrak tiga pengendara sepeda motor. Postingan tersebut sengaja diunggah dishub agar masyarakat jera dan lebih berhati-hati saat berkendara.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Robben Rico mengatakan, kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 07.16. Video rekaman mulai viral sekitar pukul 10.00. Awalnya, tim operator SITS melihat dari layar monitor yang merekam kecelakaan di Jalan Darmo, tepatnya di depan Bank Muamalat, tersebut.
Berdasar rekaman itu, tim SITS melapor ke grup command center 112. Kebetulan, saat itu ada petugas dishub yang berpatroli di kawasan Jalan Darmo. Dengan begitu, tiga korban laka tersebut bisa langsung diselamatkan. Sedangkan pengendara mobil diamankan polisi. ”Laporan sampai di command center 112. Tidak berselang lama, polisi datang,” katanya.
Lokasi kecelakaan tepat di depan pelican crossing traffic light (PCTL) Jalan Darmo. Di tempat tersebut, seharusnya para pengendara mengurangi kecepatan karena kerap ada pejalan kaki yang menyeberang. Namun, pengendara mobil Mitsubishi Outlander L 1929 HL tersebut justru berkecepatan tinggi.
Di sisi lain, saat dikunjungi tim Jawa Pos, rumah Ferry lengang. Hanya Indra Wahyuni, penghuni kontrakan milik keluarga Ferry, yang menyambut.
Meski begitu, dia sempat bertemu dengan Ferry kemarin pagi, sekitar pukul 10.00. Pria yang tinggal di Jalan Sidotopo Wetan itu datang dengan diantar taksi online. Di tubuh Ferry pun tidak terlihat luka berarti. Tetapi, Indra juga tidak bisa memastikan apakah benar demikian.
Meski sudah berkendara dengan hati-hati, tidak ada yang tahu kapan celaka menghampiri. Kamis pagi (9/11) Novie, 34, berangkat bekerja seperti biasa. Dia diantar suaminya, Rudy Yuwana, ke kantornya di Jalan Darmo. Kecepatan motor mereka tidak seberapa. Malah karena ada pejalan kaki yang hendak menyeberang, Rudy sengaja melambatkan laju motor.
Novie mengaku shock berat ketika ditemui Jawa Pos kemarin sore. Karena kejadian yang begitu cepat, Novie tidak lagi memperhatikan sekitar ketika baru terjatuh. Untung, dia tidak pingsan. ”Kaki saya sempat kejepit (motor, Red),” tuturnya. Yang dia ingat, orangorang langsung mengerumuni tempat kejadian. Novie mengatakan bahwa motor matik yang dia naiki bersama suaminya masuk ke bagian bawah mobil.
Karyawan swasta itu langsung meminta dibawa ke RS Adi Husada. ”Soalnya dekat rumah. Kalau harus rawat inap, dekat,” ujarnya. Dengan didampingi pihak perusahaannya, Novie melakukan CT scan. Dari hasil pemeriksaan itu, diketahui panggul kirinya sedikit retak. Kaki kanannya pun lebam di beberapa titik. Karena takut retakan semakin parah, Novie tidak diperkenankan untuk menapakkan kaki kiri selama beberapa hari.
Novie bersyukur karena tidak ada yang meninggal dalam insiden itu. Dia sempat kaget ketika mengetahui berita yang beredar bahwa ada korban meninggal. Sang ibu yang menunggu di rumah pun sempat panik. Dia menangis lega begitu Novie pulang ke rumah pada pukul 14.00. Ternyata, berita tentang korban jiwa itu hoax yang tersebar. (mir/ayu/bin/ dwi/deb/c11/git)