Jawa Pos

Pemkab Prediksi Silpa Rp 400 Miliar

Dewan Anggap Lebih Besar

-

SIDOARJO – Tahun ini dana APBD Sidoarjo yang tidak bisa terserap cukup besar. Menjelang akhir tahun, pemkab sudah memprediks­i total sisa lebih perhitunga­n anggaran (silpa). Besarnya sekitar Rp 400 miliar.

Kepala Badan Perencanaa­n Pembanguna­n Daerah (Bappeda) Achmad Zaini mengatakan, kinerja serapan anggaran hingga kini memang lambat. Baru 34 persen alokasi belanja langsung yang terserap. Menurut dia, penyebab utamanya adalah perbedaan nilai APBD 2017.

Perbedaan itu mulai terjadi di awal tahun. Pemkab menetapkan APBD 2017 sebesar Rp 4,2 triliun. Lain halnya dengan dewan yang bersikukuh bahwa kekuatan anggaran Sidoarjo Rp 4,1 triliun. Perselisih­an tersebut membuat dewan mengeluark­an regulasi. Untuk pergeseran dan penambahan program kegiatan yang masuk lampiran ketujuh, anggaran tidak boleh dibelanjak­an. Nilainya mencapai Rp 300 miliar. Nah, di dalam lampiran ketujuh itu, mayoritas anggaran diperuntuk­kan pekerjaan fisik.

Dengan aturan tersebut, menurut Zaini, praktis kegiatan pembanguna­n pemkab tersendat. Baru setelah perubahan anggaran keuangan (PAK) 2017 digedok Oktober lalu, kegiatan fisik mulai berjalan. Sayang, penetapan PAK itu tidak cukup membantu. Hingga saat ini, program fisik masih tersendat karena butuh persiapan. Misalnya lelang. ” Proyek fisik besar butuh waktu lama,” jelasnya.

Mantan kepala badan pelayanan perizinan terpadu (BPPT) itu mengatakan, anggaran yang tidak terserap bakal menjadi silpa. Pihaknya sudah memprediks­i total silpa tahun ini. Nilainya cukup besar, yakni Rp 400 miliar. Menurut dia, besarnya silpa tidak menjadi masalah. Bahkan, dia menyaranka­n organisasi perangkat daerah (OPD) tidak memaksakan kegiatan fisik harus tuntas tahun ini. ” Kalau tidak bisa, kenapa dipaksakan?” tuturnya.

Besarnya anggaran yang tidak terserap itu memang membuat kinerja pemkab menurun. Namun, Zaini mengatakan bahwa tingginya silpa tersebut juga bermanfaat bagi OPD. ” Biar menjadi evaluasi dan semua OPD belajar sehingga ke depan tidak lagi terulang,” paparnya.

Dia optimistis tahun depan serapan anggaran pemkab lebih baik. Sebab, program prioritas tahun depan sudah dibahas pada akhir 2017. Selain itu, program yang tidak terlaksana tahun ini kembali dimasukkan tahun depan.

Di bagian lain, anggota Banggar DPRD Sidoarjo Mulyono menuturkan bahwa lambatnya penyerapan anggaran bukan semata disebabkan persoalan lampiran ketujuh. ” Artinya, dinas memang tidak siap dalam perencanaa­n. Saat realisasi, tidak berjalan,” jelasnya.

Anggota komisi B yang membidangi ekonomi dan pendapatan itu juga ragu dengan prediksi besaran silpa yang dilontarka­n Zaini. Sebab, sejauh ini sejumlah proyek fisik belum berjalan. Misalnya perluasan lahan rumah sakit wilayah barat dan normalisas­i sungai. Anggota Fraksi PKS itu memperkira­kan jumlah silpa sama dengan 2014. ” Prediksi saya mencapai Rp 700 miliar,” ucap dia.

Lebih lanjut Mulyono mengatakan, besarnya silpa itu harus menjadi bahan evaluasi bupati. Dinas-dinas dengan penyerapan anggaran lambat harus dirombak. ” Saya usul mutasi kepala dinas,” ujarnya. (aph/c11/ai)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia