Jawa Pos

Kaki Dua Bocah Diamputasi

Main Mobil-mobilan, Disasak Truk

-

GRESIK – Sungguh malang dua anak asal Kelurahan Lumpur ini. Masa depan bocah bernama Muhammad Danish dan Naufal Afif itu terancam. Gara-garanya, sebuah truk kontainer menggilas kaki keduanya hingga diamputasi. Mereka ”cuma” diberi Rp 22 juta meski bakal cacat seumur hidup.

Sekarang Danish dan Naufal masih harus dirawat di rumah sakit. Petaka itu terjadi selepas subuh Kamis lalu (26/10). Danish dan Naufal tengah bermain mobil-mobilan di tepi Jalan RE Martadinat­a, Kelurahan Lumpur. ”Sekitar pukul 05.15. Seingat saya setelah subuh,” cerita Abdul Rohim, ayah Danish, kemarin (10/11).

Waktu itu, truk kontainer melaju dari arah Pelabuhan Gresik melewati Jalan RE Martadinat­a. Kendaraan berat tersebut berjalan liar. Buktinya, truk yang disopiri Yasir itu menabrak pohon. Mobil warga yang sedang terparkir di tepi jalan pun ditabrak.

Dan, ini yang mengenaska­n. Truk milik sebuah perusahaan di Surabaya itu menggilas dua sahabat, Danish dan Naufal, yang sedang asyik bermain. Rohim yang mengetahui kejadian itu langsung membawa keduanya ke RS Muhammadiy­ah. Mereka terluka parah. Kaki kanan Danish tersayat. Kulit dan dagingnya sobek. Kaki kanan Naufal tepelintir ke kiri hingga sobek juga.

Dua bocah tidak berdosa itu lantas dirujuk ke RSUD Ibnu Sina untuk mendapat penanganan lebih intensif. Keduanya langsung ditangani dokter di instalasi gawat darurat (IGD). ”Kondisinya (waktu itu) sangat parah. Harus segera dioperasi,” kata Kepala IGD RSUD Ibnu Sina dr Muhammad Rusydi kemarin.

Bagaimana hasilnya? Sungguh miris. Kaki kanan Naufal terpaksa diamputasi. Bahkan, organ tubuh yang sangat penting bagi kehidupan bocah 4,5 tahun itu diamputasi hingga pangkal paha. ”Yang satunya (Danish, Red) awalnya dirawat lukanya,” ujar dr Rusydi. Namun, kaki Danish juga terpaksa diamputasi karena lukanya parah.

Setelah operasi itu, keduanya menjalani rawat inap. Pada 30 Oktober, dua sahabat kecil tersebut diperboleh­kan pulang. ”Pas kontrol tanggal 6 (November, Red) kemarin disuruh rawat inap lagi. Kondisi kaki Danish dan Naufal memburuk,” ungkap Muhayah, bibi Danish, yang menemani dua anak tersebut di RSUD Ibnu Sina.

Muhayah sering tidak bisa menahan tangis. Kondisi Danish begitu memilukan. Sebab, bocah 2,5 tahun itu sudah piatu. Tidak punya ibu sejak kecil. Atul, ibu Danish, meninggal saat bungsu di antara tiga bersaudara itu masih berusia 5 bulan.

Selama ini, Danish tinggal bersama ayahnya di Jalan Sindujoyo Gang X-A1 No 3, Kelurahan Lumpur. Kalau ayahnya bekerja, Danish dititipkan ke Naqiyah, ibu kandung Naufal. Agus Samsuri, ayah Naufal, adalah kakak kandung almarhumah Atul.

Rohim sangat sedih melihat kondisi putranya. Namun, dia berusaha mengikhlas­kan musibah yang terjadi. Sedih yang berlarut tidak bisa mengembali­kan kaki buah hatinya. Dia pasrah.

Menurut lelaki 48 tahun itu, sopir truk penabrak sudah dimintai keterangan oleh polisi. Perusahaan pemilik truk kontainer pun sudah memberikan ganti rugi. Nilainya Rp 22 juta untuk satu anak. ”Semua masalah sudah diselesaik­an secara kekeluarga­an,” tuturnya. (adi/c21/roz)

 ?? ADI WIJAYA/JAWA POS ?? UNDANG IBA: Aktivis sosial Ummi Khulsum (kanan) dan warga Perumahan Pondok Permata Suci (PPS) Uswatun Khasanah Kurniawati saat menjenguk Danish di Ruang Dahlia RSUD Ibnu Sina kemarin.
ADI WIJAYA/JAWA POS UNDANG IBA: Aktivis sosial Ummi Khulsum (kanan) dan warga Perumahan Pondok Permata Suci (PPS) Uswatun Khasanah Kurniawati saat menjenguk Danish di Ruang Dahlia RSUD Ibnu Sina kemarin.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia