Tak Bisa Tuntas di Akhir Tahun
MEMASUKI musim hujan, proyek double track sedikit terhambat. Terutama untuk pembangunan jembatan kereta api di atas sungai. Meski demikian, proyek itu terus berjalan sampai memenuhi target sekitar 70 persen pada akhir bulan ini.
Pengawas Proyek Double Track Jombang–Madiun Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Sudarto menyatakan, di wilayah Kabupaten Nganjuk, ada sepuluh jembatan kereta api yang dibangun. Beberapa di antaranya merupakan jembatan di atas sungai.
Untuk jembatan di atas jalan raya, lanjut Sudarta, tidak menemui kendala jika musim hujan tiba. Misalnya, jembatan di Jalan A. R. Saleh, utara Rumah Sakit (RS) Bhayangkara, dan Jalan Diponegoro, sisi utara Jalan Diponegoro. ’’Kalau hujan, tidak berpengaruh,’’ ujarnya.
Namun, khusus jembatan di atas sungai seperti di depan Mapolres Nganjuk, pembangunannya sedikit terhambat. Sebab, jika hujan turun, dikhawatirkan debit air sungai naik. ’’Itu yang menyulitkan kami untuk mengerjakannya,’’ kata Sudarto.
Selain di depan mapolres, jembatan kereta api di atas sungai terdapat di Kecamatan Bagor dan Wilangan. Karena itulah, Sudarto memprediksi, jembatan kereta api tersebut tidak bisa tuntas pada akhir tahun. ’’Mungkin waktunya bisa lebih. Proses membangun jembatan memang lama,’’ ungkapnya.
Sudarto menyebutkan, kendala pembangunan jembatan bukan hanya hujan. Tetapi, jembatan juga memerlukan beberapa kali uji coba sebelum dinyatakan layak. Misalnya, dua jembatan di Jalan A. R. Saleh dan Jalan Diponegoro.
Setelah selesai dipasang pada Kamis lalu (9/11), Sudarto mengungkapkan, paku bumi harus dilepas lagi. Kemudian, dilakukan uji coba untuk mengukur kekuatan jembatan kereta api.
Lebih jauh, Sudarto menjelaskan, pekerja proyek double track juga menggarap titik lintasan. Di Kabupaten Nganjuk, ada tiga lintasan kereta api tingkat 1. Yakni, lintasan yang melalui jalan nasional seperti di Kecamatan Baron, Kecamatan Bagor, dan Awar-Awar, Kecamatan Wilangan. ’’Lainnya adalah lintasan tingkat 2,’’ ucap Sudarto. (baz/c22/diq)