Dicari: Pengganti Batu Bara
SURABAYA – Batu bara masih mendominasi sebagai sumber energi di Indonesia. Padahal, persediaannya menipis. Kemarin (11/11), Dahlan Iskan menggali ide-ide mahasiswa dari dua kampus yang berbeda untuk menyiapkan energi pengganti batu bara.
Dalam Seminar Nasional Energi 2017 di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dahlan menyebutkan bahwa ketersediaan batu bara hanya tinggal 15 tahun. Waktu 15 tahun termasuk singkat untuk menyiapkan energi pengganti. Namun, hingga kini, Dahlan belum tahu negara akan menggunakan sumber energi apa sebagai pengganti batu bara. ’’Kalau habis dan kita belum memutuskan mau pakai apa, negara ini akan kolaps karena kehabisan energi,” ujarnya.
Dia mengajak mahasiswa yang hadir di Gedung Serbaguna Unesa untuk mengeluarkan ideide energi baru dan terbarukan. Salah satunya adalah pembangkit tenaga sur ya atau solar cell.
Pembangkit tenaga surya mulai digunakan di beberapa kota di dunia. Meski begitu, solar cell berujung mangkrak. Lantas, bagaimana caranya membuat solar cell agar menjadi mainstream dan tidak mangkrak, dimulai dari lingkungan kampus saja?
Dwi Nugroho, mahasiswa S-1 Teknik Elektro Unesa, menawarkan ide yang cukup menarik. ”Saya punya ide supaya solar cell digunakan untuk wifi,” ucapnya, yang langsung mendapat sambutan dari audiens. Menurut Dwi, wifi merupakan kebutuhan anak muda zaman now dan setara dengan kebutuhan pokok. ”Kalau nggak ada wifi, kan pada bingung,” lanjutnya.
Hal serupa disampaikan Dahlan pada forum Seminar Nasional Teknologi Universitas Internasional Semen Indonesia (UISI) di aula Hotel Sapta Nawa, Gresik.
Menurut Dahlan, mahasiswa harus aktif dan mau berpikir kritis dalam menyikapi perkembangan seperti sekarang. Salah atau benar tidak menjadi masalah. ”Anda mahasiswa. Kalau nggak aktif, nggak istimewa,” tuturnya. Dia pun kembali menantang mahasiswa dengan studi kasus batu bara. (deb/adi/yad/c18/nda)