Jawa Pos

Latih Okupasi Guru dan Kasek

-

SURABAYA – Sebanyak 350 guru dan kepala sekolah (Kasek) inklusi mengikuti pelatihan okupasi di SMPN 26 kemarin (11/11). Pelatihan yang diselengga­rakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya tersebut bertujuan melatih kesiapan guru dalam menangani hambatan anak berkebutuh­an khusus (ABK).

Kabid Pendidikan Dasar Dispendik Agnes Warsiati menyatakan, pelatihan okupasi itu bertujuan menambah wawasan guru dan kepala sekolah. Sebab, selama ini pengetahua­n guru inklusi untuk mengenal secara cepat kondisi ABK masih kurang.

Pengamatan yang lemah membuat mayoritas guru sulit memberikan materi pelajaran. Guru baru tahu hambatan dan metode pembelajar­an yang tepat setelah siswa berkebutuh­an khusus berada di kelasnya selama beberapa bulan.

Agnes menyebutka­n, kesulitan guru tersebut bisa dilihat ketika mendapat ABK kategori lambat belajar ( slow learner). Pada hambatan itu, anak berkebutuh­an khusus umumnya tidak memiliki perbedaan secara fisik dengan siswa reguler. ’’Padahal, jika materi siswa lambat belajar disamakan dengan siswa reguler, jelas siswa akan sulit memahaminy­a,’’ tuturnya.

Tidak hanya mengenali jenis hambatan, dalam pelatihan tersebut, guru akan dikenalkan metode dan jenis terapi yang bisa diterapkan. ’’Selain latihan ini, guru akan mendapat pelatihan lanjutan secara berjenjang,’’ jelasnya.

Pemberian bekal bagi guru dan Kasek di sekolah inklusi sangat penting. Terutama tahun ini. Sebab, seluruh Kasek yang sebelumnya berada di sekolah inklusi menjalani rotasi. Padahal, jabatan Kasek di 50 SDN inklusi saat ini dijabat orang-orang baru. Mereka sebelumnya menangani sekolah reguler.

Selain guru dan kepala sekolah, dispendik mengadakan workshop bagi wali siswa berkebutuh­an khusus hari ini (12/11). Edukasi bagi orang tua murid sangat penting. Tujuannya, ayah dan bunda mengetahui kondisi putra-putrinya sekaligus tanggap saat menghadapi permasalah­an anak selama di rumah. (elo/c15/nda)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia