Karina Nadila Menuju Miss Supranational 2017
JAKARTA – Perasaan sukacita, penuh semangat, dan tak sabar menyelimuti Karina Nadila Niab. Runner-up 2 Puteri Indonesia 2017 tersebut berangkat ke Polandia untuk mewakili Indonesia di ajang Miss Supranational 2017 besok (13/11). Pembekalan yang didapat sejak Maret lalu membuat Nina, sapaannya, optimistis bisa mempersembahkan mahkota untuk Indonesia. Terlebih, itu merupakan mimpinya sejak kecil. ’’Dari dulu, kalau ditanya cita-cita terbesar, saya selalu jawab ingin menjadi international beauty queen. Kesempatan tersebut sekarang ada di Miss Supranational,’’ tuturnya saat dijumpai di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat malam (10/11). Tahun ini merupakan perhelatan kesembilan Miss Supranational sejak diadakan pada 2009. Indonesia mengirimkan wakilnya mulai 2013. Yang pertama, Cok Istri, berhasil meraih runner-up 3 Miss Supranational 2013 dan runner-up 2 Best National Costume. Kemudian, Estelita Liana menyabet Best National Costume pada 2014. Disusul wakil 2015, Gresya Amanda, yang juga (*) membawa gelar Best National Costume. Lalu, pada 2016, Intan Aletrino masuk Top 10 Miss Supranational dan predikat Miss Elegance.
Tahun ini Nina bertekad menjadi pemenang sekaligus kembali membawa pulang gelar Best National Costume. Perempuan kelahiran 21 Agustus 1992 itu membawakan national costume bertajuk Lembuswana karya Jember Fashion Carnaval (JFC) yang kaya akan filosofi.
Kostum tersebut mengambil mitologi Kerajaan Kutai Kartanegara, Kalimantan. Berkepala singa dan bermahkota melambangkan keperkasaan pemimpin, bersayap Garuda, serta bersisik ikan yang berarti pelindung rakyat. Warna emas melambangkan keagungan dan abu-abu mewakili sikap tetap membumi serta rendah hati.
Berat total kostum itu mencapai 30 kilogram. Nina amat bangga mengenakannya. ’’Karena filosofinya sangat dalam. Seagung-agungnya pemimpin adalah yang memperhatikan rakyatnya. Ini beratnya hanya beda 17 kilogram dengan berat saya,’’ tutur Nina yang mengenakan national costume sepanjang sesi wawancara.
Dynand Fariz, presiden JFC, menambahkan, tak hanya megah, masih ada kejutan yang disiapkan, yaitu bagian sayapnya yang bisa mengembang. ’’Kami yakin Karina bisa membawakannya dengan baik, melambung tinggi ke seluruh dunia, dan meraih kembali best
national costume,” paparnya. Kostum megah tersebut disiapkan karena mengamati penyelenggaraan Miss Supranational. Selama ini ajang itu menyukai sesuatu yang berelemen budaya, grande, dan kaya detail.
Dalam Miss Supranational 2017, Nina akan bersaing dengan wakil dari 80 negara lainnya. Karantina berlangsung mulai 16 November hingga grand final pada 1 Desember di The MOSIR, Krynica Zdroj, Polandia. Selamat berjuang, Nina! (nor/c22/ayi)