Jawa Pos

Allex Kejar 1.000 HM, Marco Raih FM Ke-50

Capaian Para Pelari Peserta Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 (1)

- MONICA GRACIA, Surabaya

Setiap pelari memiliki target pribadi yang berbeda di ajang Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017. Peserta dari Rusia Allexander Gulyaev berkelilin­g dunia untuk mengoleksi medali half-marathon (HM).

BEGITU menginjakk­an kaki di garis finis, Allex –sapaan Allexander Gulyaev– terlihat lunglai. Dia menggeleng­kan kepala saat Jawa Pos menyapa. ”Sangat melelahkan,” kata Allex. Itulah kalimat pertama yang dia ucapkan

Bagi dia, ini race terberat yang pernah diikuti. Apalagi bila dibandingk­an dengan race di Rusia yang adem.

’’Sangat panas. Ini tidak mudah. Saya ingin tidur setelah ini,” ujar Allex. Dia finis HM (21,1 km) dengan catatan waktu 2 jam 5 menit. Catatan itu cukup jauh dari personal best- nya, 1 jam 19 menit, yang dia raih di St Petersburg, Rusia, pada 2015.

Bagi Allex, tanjakan di Suramadu tidak jadi masalah. Menurut dia, tingkat kesulitan hanya faktor cuaca yang menguras banyak tenaga. ’’Karena saya biasa berlari di cuaca yang dingin. Event ini cukup menarik,” ucap CEO Russian Running Magazine itu.

Allex memang memiliki misi khusus. Dia sedang berjuang untuk mengoleksi 1.000 medali HM. Dia melakukann­ya sejak 2012. Jawa Pos Fit East Java Marathon 2017 merupakan HM ke-182 baginya. HM ke-181 dia dapatkan di Singapore Newton Challenge pada Oktober lalu. Minggu depan, Allex akan mengejar HM ke-183 di Borobudur Marathon.

’’Setiap akhir pekan saya tidak pernah absen mengikuti event maraton di beberapa negara. Ya, hanya HM, tidak untuk kategori lain,” jelasnya.

Mengapa memilih HM? Allex malah melempar candaan. ’’Mungkin karena 21 adalah angka favorit saya,” ujarnya, lantas tertawa. Allex tahu batasan dalam berlari. HM dianggap memiliki waktu pemulihan relatif lebih cepat ketimbang kategori FM.

’’Dan, kalau turun di full-marathon, saya pasti butuh program latihan khusus. Selama ini saya hanya latihan tiga hingga empat kali dalam seminggu. Sekali latihan saya menghabisk­an 8–10 kilometer saja,” jelasnya.

Gulyaev menambahka­n, mengikuti JP Fit membuatnya merasakan suasana Indonesia dari sisi yang berbeda. Dia tertantang mengikuti event tahunan Jawa

tersebut lantaran ingin mempunyai pengalaman menarik ketika kali pertama berkunjung ke Indonesia.

’’Sebelumnya saya juga melihat di internet mengenai Jembatan Suramadu. Sangat menarik dan menantang. Saya juga bisa merasakan berlari dengan suasana dan pemandanga­n yang berbeda. Ini indah,” ujarnya.

Saat ditanya mengapa mengejar angka 1.000, Allex menyebut tidak ada alasan khusus. ’’Hanya karena ungkapnya. Setelah menyelesai­kan 1.000 HM, dia akan mencoba FM. ’’Mungkin 10 hingga 20 tahun ke depan saja. Tidak untuk sekarang,” imbuhnya.

Tidak semua event maraton yang dia ikuti ditulis dalam majalah lari miliknya. Hanya pengalaman yang paling mengesanka­n yang dia tulis. Bagi Allex, setiap event maraton memiliki memori tersendiri. ’’Berlari adalah hobi saya dan pekerjaan saya adalah bisnis. Keduanya memiliki porsi tersendiri,” jelas Gulyaev.

Pelari asal Belanda Marco Polman juga merasakan dahsyatnya suhu udara di kawasan Madura. Event ini merupakan race pertamanya di Indonesia. Dia sengaja datang ke Indonesia untuk liburan ke Bali dan mengikuti race di Surabaya.

Karena mengambil kategori full-marathon, Marco banyak berlari di wilayah Madura. Dia terkesan dengan sambutan masyarakat setempat. Terutama anak-anak yang mengajak toas di sepanjang jalan.

”Saya semakin bersemanga­t. Tapi, memang cuacanya sangat panas. Saya kelelahan dan penampilan saya kurang maksimal,” ujar Marco.

Sedikit-sedikit berusaha menjawab pertanyaan dengan menggunaka­n bahasa Indonesia, Marco menambahka­n kemarin merupakan race maraton ke-50 baginya. Catatan waktu terbaiknya adalah 3 jam 18 menit yang didapat di Berlin Marathon 2014. ”Saya tidak kapok. Saya akan kembali lagi tahun depan,” kata pelari yang menjadikan anjing kesayangan­nya, Jeanny, sebagai partner latihan itu.

Berbeda cerita dengan pengalaman Vice Consul Konjen Jepang Toshiaki Hirase. Setelah mencapai titik finis, dia tidak menunjukka­n ekspresi senang meski merampungk­an full-marathon keduanya dengan baik.

’’Saya sama sekali tidak latihan untuk mengikuti event ini. Kali ini (kemarin) merupakan event Suramadu saya kedua,” kata dia.

Kemarin, Hirase merampungk­an FM dengan waktu 5 jam 28 menit 54 detik. ’’Jauh dari PB saya di Tokyo Marathon kemarin, 4 jam 55 menit. Hari ini sangat panas, saya hanya ingin berusaha sampai finis,” ucap Hirase. (*/c17/tom)

 ?? ARYADHITYA/JAWA POS ??
ARYADHITYA/JAWA POS
 ?? INSTAGRAM ?? KEPANASAN: Pelari asal Rusia Allexander Gulyaev menunjukka­n medali penamat HM. Foto kanan, Marco Polman, runner asal Belanda, mendapat sambutan siswa SD di Bangkalan.
INSTAGRAM KEPANASAN: Pelari asal Rusia Allexander Gulyaev menunjukka­n medali penamat HM. Foto kanan, Marco Polman, runner asal Belanda, mendapat sambutan siswa SD di Bangkalan.
 ?? DITE SURENDRA/JAWA POS ?? Pos good number,’’ PUAS: Hirase menamatkan FM dengan waktu 5 jam 28 menit.
DITE SURENDRA/JAWA POS Pos good number,’’ PUAS: Hirase menamatkan FM dengan waktu 5 jam 28 menit.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia