Jawa Pos

Kenalkan Satwa dan Dongeng tanpa Kata

Meriahnya Festival Dongeng Surabaya 2017

-

SURABAYA – Pesta puncak Festival Dongeng Surabaya kemarin (12/11) begitu seru. Di Kebun Binatang Surabaya (KBS), ribuan anak se-Kota Pahlawan hadir merayakan dongeng. Ada 17 pendongeng yang tampil bergantian membawakan cerita dengan tema Jelajah Satwa Nusantara di empat spot berbeda. Yakni, di area plaza, auditorium, perpustaka­an, dan panggung anak.

Di panggung anak, Kartikanit­a Widyasari (Kak Nitnit) membuka acara sekaligus membakar semangat anakanak menyanyika­n lagu Kereta Api. Pendongeng asli Surabaya itu lalu menceritak­an tentang celeng gotheng. Karakteris­tik dan kebiasaan celeng gotheng dituangkan dalam cerita yang seru. Kak Nitnit memaparkan ceritanya dengan sebuah buku pop-up.

’’Di sebuah hutan, hiduplah seekor celeng gotheng bernama Celi,’’ kata Kak Nitnit mulai bercerita sambil membuka buku pop-up itu. Tampak gambar seekor celeng gotheng yang sedang asyik makan. ’’Lalu, ia bertemu Kaka, seekor burung kakaktua. Kaka mengatakan kepada Celi bahwa seekor monyet bernama Moli bilang kalau Celi adalah celeng yang tidak punya teman,’’ lanjutnya. Singkat cerita, Celi marah kepada Moli. Padahal, cerita itu tidak benar.

Saat mengejar Moli, Celi masuk dalam perangkap pemburu. ’’Celeng gotheng itu tidak bisa berlari berkelok-kelok. Akhirnya dia pun terjebak,’’ cerita Kak Nitnit. Celi kemudian diberi nasihat oleh seekor jerapah bernama Jeri. Kata Jeri, Celi tidak boleh asal percaya dengan kata-kata orang lain yang bersifat menghasut.

Salah satu yang paling ditunggu adalah penampilan Craig Jenkins, pendongeng asal Inggris. Dia ditemani Ariyo Zidni alias Kak Aio dari Ayo Dongeng Indonesia sebagai narator. Jenkins membawakan dongeng tanpa kata-kata yang menjadi keahlianny­a. Meski tidak mengucapka­n sepatah kata pun, ekspresi total yang ditampilka­n Jenkins menuai gelak tawa anak-anak.

’’Wajah Mister Craig lucu! Kalau menangis, mukanya merah dan matanya menyipit,’’ kata Emily An Artsya, 4. Jenkins mengaku puas melihat respons anakanak. ’’Mereka sangat antusias. Setiap saya bernyanyi dan melakukan gerakan, mereka menirunya dengan semangat,’’ ujar Jenkins.

Pada hari pertama, komunitas Kumpul Dongeng Surabaya menggelar lokakarya dongeng buat orang tua dan kalangan pemerhati anak. Jenkins tampil memberikan materi storytelli­ng without words alias menuturkan dongeng tanpa kata-kata. Tanpa alat peraga, Jenkins mampu menjelma jadi pohon, matahari, ibu dan ayah gagak, hingga singa. Dia menyisipka­n suara, gestur, ekspresi, hingga bahasa tubuh sesuai dengan karakter dongeng.

Materi kedua disampaika­n tim Kumpul Dongeng Surabaya. Mereka membuka lokakarya mengenai dongeng perlindung­an diri. Dalam sesi yang dipandu Inge Ariani Safitri itu, para orang tua diajak mengemas nasihat melindungi diri dalam cara yang menyenangk­an. Menurut dia, anak akan lebih mudah memahami nilai tersebut lewat cerita.

Dalam acara tersebut, para orang tua, terutama bunda, bisa langsung mendaftark­an komunitasn­ya dalam kompetisi yang digelar For Her Tangkis Bersama Antangin JRG. Sekitar 30 komunitas sudah bergabung. Pendaftara­n dan pengumpula­n foto aksi masih dibuka sampai 26 November. (adn/fam/c17/na)

 ?? ZAIM ARMIES/JAWA POS ?? CERITA SATWA: Kak Gentong mendongeng­kan cerita tentang banteng dan katak di panggung anak Kebun Binatang Surabaya kemarin. FDS 2017 berlangsun­g seru dan sukses.
ZAIM ARMIES/JAWA POS CERITA SATWA: Kak Gentong mendongeng­kan cerita tentang banteng dan katak di panggung anak Kebun Binatang Surabaya kemarin. FDS 2017 berlangsun­g seru dan sukses.
 ?? GHOOFUR EKA/JAWA POS ??
GHOOFUR EKA/JAWA POS

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia