Jalan Kaki 7 Kilometer, Bawa Bekal Nasi dan Telur
Siswa SDN Poter 1, Bangkalan, sangat semangat belajar tentang sejarah pahlawan di Surabaya. Saking semangatnya, mereka rela menjelajahi situs-situs bersejarah dengan berjalan kaki. Padahal, rute yang mereka tempuh cukup jauh, 7 km.
ANAK- anak Pramuka SDN Poter 1, Kabupaten Bangkalan, terlihat begitu semangat ketika tiba di ruang redaksi Jawa Pos Sabtu lalu (11/11). Wajah mereka semringah. Mungkin karena mereka baru menyelesaikan misi menjelajahi situs-situs pahlawan. Meski lelah, puluhan anak Pramuka Gugus Depan SDN Poter 1 itu tidak mengeluh. Mereka bahkan antusias saat menceritakan perjalanannya.
Di ruang pertemuan redaksi, Muhammad Hariawan Asfar langsung mengacungkan tangan kanan ketika mendapat kesempatan bercerita. Siswa kelas VI itu berdiri dengan penuh semangat. ”Saya baru pertama ke Surabaya. Rasanya menyenangkan,” katanya.
Asfar adalah anggota rombongan Pramuka Gugus Depan SDN Poter 1. Tempat pertama yang dia kunjungi bersama teman-temannya adalah makam W.R. Soepratman. Dia begitu kagum melihat makam tersebut. Mereka pun mengeluarkan bekal bunga untuk ditebarkan di makam pencipta lagu Indonesia Raya itu.
Tidak puas hanya nyekar, mereka juga menyanyikan lagu Indonesia Raya tiga stanza (bait). Rasanya menggetarkan kalbu. Setelah itu, mereka memanfaatkan waktu untuk menyelesaikan misi dengan bertanya tentang W.R. Soepratman kepada penjaga makam. ”Banyak sekali yang kami tanyakan,” katanya.
Dari makam W.R. Soepratman, para anggota Pramuka itu melanjutkan misi dengan berjalan kaki menuju Tugu Pahlawan. Di sana mereka menikmati diorama yang terdapat di dalam museum. Mereka juga mendengarkan rekaman pidato Bung Tomo.
Kemudian, mereka menuju Jembatan Merah untuk tabur bunga. Meski cuaca terik, mereka tetap semangat. Perjalanan dilanjutkan hingga ke Siola, Hotel Majapahit, dan berakhir di Gedung Negara Grahadi. ”Sepatu saya sampai jebol karena jalan kaki. Akhirnya, saya pakai sandal,” kata Asfar disambut tawa anggota Pramuka lainnya.
Hal serupa dirasakan Novi Dwi Lestari, teman Asfar. Meski sudah kali kedua ke Tugu Pahlawan, dia tetap merasa senang. Sebab, kali ini dia datang bersama teman- teman Pramuka lainnya. Pengalaman itu memberi kesan mendalam. ”Capek sih. Tetapi, lebih banyak senangnya. Saya juga bawa bekal nasi dan telur dari rumah,” ujarnya.
Sementara itu, Pembina Gugus Depan SDN Poter 1 Hardianto mengatakan, pihaknya ingin memberikan pembelajaran tentang kepahlawanan secara langsung kepada siswa. Selama ini, yang diberikan kepada siswa hanya teori di kelas. ”Dengan begini, mereka bisa langsung tahu, ternyata pahlawan di Surabaya itu banyak,” katanya.
Selain belajar tentang sejarah, para siswa juga menerapkan program bersih-bersih. Sepanjang perjalanan, mereka memunguti sampah yang berceceran di jalanan. ”Kami dapat sekitar setengah karung goni. Dibuang di tempat sampah. Ini salah satu program gugus depan ramah lingkungan.”(*/ c6/oni)