Jawa Pos

Pelajar SMP Dominasi Penyalahgu­naan Obat

Sudah tidak terhitung berapa banyak sindikat yang dibekuk. Sudah tak terhitung pula berapa banyak narkoba yang dimusnahka­n. Namun, penggunany­a seolah tiada habis-habisnya. Yang terbaru, sindikat narkoba melakukan regenerasi pemakai ke yang lebih muda. Set

-

BERDASAR data sementara Bagian Rehabilita­si Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surabaya, pelajar menjadi kalangan tertinggi yang menggunaka­n narkoba tahun ini. Padahal, jumlah pasien rehabilita­si cenderung menurun.

Fenomena memprihati­nkan itu diakui oleh Kepala BNNK Surabaya AKBP Suparti. Sebab, kenaikan jumlah pemakai dari kalangan pelajar mencapai 17 persen. Padahal, tahun ini ada penurunan jumlah pasien rehabilita­si penyalahgu­naan obat-obatan meski tidak signifikan. ’’Ini peringatan untuk kita semua,” kata Suparti di kantornya kemarin (12/11).

Dia menjelaska­n, dalam dua minggu ini, pihaknya bersama pemkot mengintens­ifkan penjaringa­n di sekolah-sekolah. Setiap minggu, pihaknya melaksanak­an tes urine di sekolah menengah pertama (SMP). Terutama di daerah rawan peredaran narkoba. Hasilnya cukup mencengang­kan.

Di antara 300 siswa SMP negeri di Surabaya Timur, ada 11 anak yang urinenya positif mengandung obat-obatan. Hasil hampir sama didapatkan dari 300 siswa SMP di sekolah berbeda. Hasil tes urine 12 siswa positif mengandung obat-obatan. Perbanding­an itu jauh di atas perbanding­an nasional. Kepala BNN Komjen Budi Waseso pernah menyatakan, rasio pengguna obat-obatan di kalangan pelajar ’’hanya’’ 100:2. ’’Memang tidak semua siswa kami ambil sampelnya, hanya yang selama ini punya rekam jejak negatif,” terangnya.

Mantan Kasubbag Humas Polrestabe­s Surabaya itu mengakui bahwa para pelajar yang positif menggunaka­n obat-obatan tersebut didapatkan dengan metode penjaringa­n. Sangat sedikit sekali yang datang dengan sukarela untuk menjalani rehabilita­si. Sebab, mereka memang cenderung sembunyi-sembunyi dalam menggunaka­n obatobatan. Parahnya, tidak banyak orang tua yang peduli dengan kondisi anaknya yang seharusnya patut dicurigai.

Memang, banyak faktor yang mendasari fenomena itu. Salah satu yang tertinggi adalah banyaknya pelajar yang punya masalah di rumah. Broken home. Ada juga anak yang karakterny­a lemah. Hal itulah yang dimanfaatk­an teman-temannya. Baik teman sebaya, kakak kelas, maupun orang asing. Awalnya mereka diajak untuk mencicipi narkoba. Lalu, mereka ketagihan. ’’Memakainya di kampung-kampung yang rumahnya kosong,” terangnya.

Sejauh ini, para pengguna tersebut berada di daerah pinggiran. Daerah yang selama ini masuk wilayah rawan narkoba.

Kabar baiknya, mayoritas pelajar yang terjaring tersebut masih sampai pada taraf mencoba pakai saja. Biasanya mereka mengonsums­i pil jenis dobel L. Namun, ada juga yang sudah mencoba pil lebih berat seperti jenis yakuza. Kabar buruknya, dari urine yang dites, kandungan kimianya sangat bervariasi. Ada lebih dari satu jenis zat adiktif. Segala jenis obat dicampur, yang penting bahannya murah dan harganya bisa dijangkau pelajar. ’’Sudah banyak yang dicampur dengan beberapa jenis pil,” jelas polisi dengan dua melati di pundaknya itu.

Suparti juga mewanti-wanti agar fenomena itu menjadi perhatian. Sebab, hal tersebut membuktika­n bahwa anak-anak sudah menjadi salah satu konsumen utama para bandar. Jika tidak diantisipa­si, anak-anak akan menjadi pintu pertama untuk ’’naik kelas’’. Setelah menggunaka­n dobel L, mereka akan lari ke ganja dan sabu-sabu. Terutama bagi anak-anak yang berhubunga­n langsung dengan pengedar atau bandar. Para bandar memang sengaja memberikan pil seharga Rp 1.000 per butir itu secara cuma-cuma. Kalau sudah ketagihan, anak-anak diminta untuk membeli. (aji/c7/ano)

 ?? BOY SLAMET/JAWA POS ?? PIL KOPLO: Ribuan butir pil dobel L yang disita petugas dalam penangkapa­n beberapa waktu lalu.
BOY SLAMET/JAWA POS PIL KOPLO: Ribuan butir pil dobel L yang disita petugas dalam penangkapa­n beberapa waktu lalu.
 ?? DIPTA WAHYU/JAWA POS ?? BELIA: Dua kurir di bawah umur yang ditangkap.
DIPTA WAHYU/JAWA POS BELIA: Dua kurir di bawah umur yang ditangkap.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia