Bergantian Jadi Nasabah dan Customer Service
Di laboratorium ini, mereka bisa merasakan nuansa melayani nasabah. Layaknya kantor bank sesungguhnya. Ada yang tanya ini-itu sampai seolah-olah mengajukan komplain.
ROBERTTA Indria Mawarrini dan Aisana Arum Pawestri tampak percaya diri melayani calon nasabah di balik meja pelayanan bank. Ana Lestiana, si calon nasabah itu, mendengarkan dengan serius penjelasan dari Indria dan Arum.
’’Ada banyak perbedaan jika Anda menabung di bank syariah. Salah satunya, terhindar dari riba,’’ terang Indria. ’’ Ke untungan lainnya bisa didapatkan melalui pemberlakuan bonus,’’ sambungnya.
Para nasabah juga memperoleh perlindungan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). ’’Pasti aman berinvestasi di bank kami,’’ tegas Indria.
Arum tidak kalah lincah berpromosi. Menurut dia, salah satu yang dicari nasabah ketika menabung adalah ketenangan. Pemanfaatan yang positif sesuai dengan syariat Islam merupakan kelebihan metode perbankan syariah. ’’Pemanfaatan dana tabungan dilakukan sesuai dengan aturan Islam. Sudah begitu, ada peringatan dini jika sirkulasi keuangan kami mengalami kemerosotan,’’ jelas Arum.
Indria dan Arum sebenarnya belum benar-benar menjadi customer service bank syariah. Ana Lestiana juga bukan calon nasabah. Mereka adalah para mahasiswi semester VII Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah, Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), yang sedang berlatih di laboratorium mini bank kampusnya.
Ruang multifungsi di lantai 2 gedung A kampus 1 Umsida itu memang menjadi pusat pembelajaran praktis bagi para mahasiswa prodi perbankan syariah FAI. Selain mendiskusikan materi dan tugas kuliah, di sana mereka bisa langsung berpraktik. Bergantian memainkan peran selayaknya teller, customer service, maupun nasabah.
Keberadaan laboratorium mini bank itu sangat membantu proses belajar mahasiswa. Begitu pula para dosen. Tahap-tahap pengenalan dan pembinaan potensi mahasiswa makin maksimal dengan adanya fasilitas tersebut. ’’Memang bukan hanya aktivitas mahasiswa. Diskusi atau kerja kelompok juga dilakukan di sini,’’ ungkap Kepala Laboratorium Mini Bank Prodi Perbankan Syariah Ruslianor Maika.
Dia menjelaskan, laboratorium itu dibuat sejak 2014. Pihak kampus memang ingin menjadikan laboratorium mini bank sebagai pusat penggemblengan mahasiswa. ’’Pembinaan mahasiswa bersama dosen juga dilakukan di sini. Misalnya, membuat paper. Nanti dosen-dosen yang memilih mahasiswa yang berpotensi diikutkan lomba-lomba tertentu,’’ ujar pria 33 tahun tersebut.
Rusli mencontohkan saat Indria dan Arum, serta satu rekannya, yakni Nur Laili Afidah, mengikuti event Call for Paper Competition National Sehati di Universitas Diponegoro Semarang beberapa waktu lalu. Pelatihan presentasi ketika mereka menjadi finalis 10 besar difasilitasi di laboratorium mini bank. (via/c14/pri)