Ramai-Ramai Galang Bantuan
Perjuangkan Nasib Danish dan Afif yang Diamputasi
GRESIK – Simpati buat Muhammad Danish dan Naufal Afif terus mengalir. Di tengah kasus kecelakaan yang tidak diproses hukum oleh polisi, dua bocah yang kehilangan satu kaki itu mendapat perhatian dari para pemuda Kelurahan Lumpur.
Kemarin (12/11) pemuda Karang Taruna Kelurahan Lumpur menggalang dana untuk dua bocah yang kakinya digilas truk kontainer itu. Mereka rela berpanas-panas di siang yang terik. Para pemuda itu berkumpul di depan Terminal Makam Maulana Malik Ibrahim, Jalan RE Martadinata.
Di sekitar lokasi itulah petaka yang menimpa Danish dan Naufal terjadi. Ada truk kontainer yang melaju liar. Menabrak pohon, mobil, lalu meng- gilas kaki Danish dan Naufal yang sedang asyik main mobil-mobilan. Sopirnya dibiarkan bebas. Adapun perusahaan pemilik truk hanya memberikan santunan Rp 22 juta.
Apakah sebanding uang Rp 22 juta untuk nasib anak-anak yang masa depannya terancam itu? Para pemuda setempat rela mencarikan tambahan dana. Mereka membawa dua kardus yang ditempeli poster bertulisan ’’Kotak Peduli Danish dan Afif’’. Spanduk berukuran 2 x 6 meter dibentangkan. Beberapa truk pengangkut kayu dan sopir bus memberikan sumbangan.
Koordinator aksi Ahmad Chilmi menuturkan, penggalangan dana tersebut merupakan inisiatif pemuda Kelurahan lumpur. Hati mereka tergerak setelah mendengar kabar bahwa kaki kanan Danish dan Afif diamputasi. ’’Minimal bisa meringankan beban keluarga,’’ ujarnya.
Menurut Chilmi, bantuan dari Jasa Raharja dan perusahaan pemilik armada truk kontainer belum cukup. Mereka ingin membantu biaya pengobatan keduanya. Penggalangan dana tidak hanya dilakukan di Jalan RE Martadinata. Para pemuda juga berkeliling ke kampungkampung untuk mengumpulkan sumbangan. Hingga kemarin sore, terkumpul dana Rp 8.090.000.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Lumpur Akhmad Firdaus menyadari bahwa dana yang sudah terkumpul tidak akan sebanding dengan kaki dua bocah tidak berdosa itu. Sebab, uang tersebut bersifat sementara. ’’Sedangkan masa depan dua anak itu masih panjang,’’ tuturnya.
Firdaus berterima kasih kepada masyarakat yang peduli. Beberapa komunitas dan kelompok masyarakat juga menggalang dana. Ada pula yang datang memberikan bantuan ke Ruang Dahlia RSUD Ibnu Sina, tempat Danish dan Afif dirawat.
Namun, nasib dua anak itu se- telah keluar dari rumah sakit juga perlu dipikirkan. Itu tanggung jawab perusahaan pemilik truk kontainer. Masalah tidak selesai setelah perusahaan melakukan ganti rugi dengan uang. ’’Minimal ada jaminan pendidikan buat anak-anak tersebut,’’ jelasnya.
Selain itu, lanjut Firdaus, sopir truk kontainer yang menggilas kaki dua bocah malang tersebut harus diganjar hukuman. Sebab, tindakan itu masuk ranah pidana.
Firdaus mengharapkan kebijaksanaan pihak berwajib. Ada dua anak yang dipastikan mengalami cacat seumur hidup. Belum lagi kondisi psikisnya yang harus menerima kenyataan sebagai orang berkaki satu.
Di sisi lain, kondisi Afif dikabarkan mulai membaik. Dari hasil evaluasi medis, Afif bisa segera pulang. ’’Tinggal menunggu administrasi bansosnya selesai,’’ ungkap Kepala Ruang Dahlia RSUD Ibnu Sina Erlik Rohana. (adi/c15/roz)