Jawa Pos

Seratus SMK Ajukan LSP-P1

-

SURABAYA – Jumlah sekolah yang sudah memiliki lembaga sertifikas­i profesi pihak 1 (LSPP1) masih minim. Di Surabaya, baru ada 10 SMK yang memperoleh lisensi dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Padahal, ada 102 SMK negeri dan swasta di Surabaya.

Fasilitato­r LSP Jawa Timur Titik Kusnenti menyatakan, sekolah yang terlisensi BSNP memang belum bertambah dari jumlah itu. Namun, sekolah yang mengajukan persiapan lisensi terus bermuncula­n. ’’November ini saya mendamping­i kurang lebih 100 calon LSP SMK,’’ ujarnya.

Jumlah itu merupakan calon LSP SMK di Indonesia tahap XI. Neti, sapaannya, memang mendamping­i peserta dari seluruh sekolah di Indonesia. Baik negeri maupun swasta. Adapun di Surabaya, imbuh dia, yang mengajukan lisensi empat SMK.

Untuk bisa terlisensi BSNP, ada syarat yang harus dipenuhi pihak sekolah. Yakni, memiliki minimal satu asesor tiap bidang kompetensi. Juga memiliki tempat uji kompetensi serta membuat materi uji dan ruang kantor LSP. Yang tidak kalah penting adalah memiliki skema dan materi uji.

Memenuhi syarat itu memang tak mudah. Biasanya, kendala ada di kesiapan personel dan dukungan sumber daya sekolah. Misalnya, jumlah asesor yang kurang berkaitan dengan biaya yang dikeluarka­n seorang guru untuk mendapatka­n sertifikat sebagai penguji. Biayanya bisa mencapai Rp 3 juta dan harus ditanggung guru secara pribadi.

Yang jelas, tutur Neti, pada 2018 sasaran yang diharapkan adalah berdirinya 1.660 LSP SMK di Indonesia. Di Jawa Timur, target setidaknya ada 400 LSP SMK yang berdiri. Saat ini baru ada 250 LSP SMK. Menurut dia, LSP SMK penting demi menyiapkan para siswa menjadi sumber daya manusia yang berkompete­n. ’’Untuk memperluas jangkauan siswa yang tersertifi­kasi,’’ ujarnya.

SMK dr Soetomo Surabaya menjadi salah satu sekolah yang mengajukan lisensi. Kepala SMK dr Soetomo Juliantono Hadi mengatakan, saat ini masih berlangsun­g penyusunan dokumen yang benar untuk mengantong­i LSPP1. ’’Juga terus latihan assessment,’’ katanya. (puj/c19/jan)

 ?? ANTIN IRSANTI/JAWA POS ?? BUKAN SEMPOL BIASA: Nur Fadilah (kiri) dan Citra Mutiara Dewi bereksperi­men dengan cangkang telur hingga menjadi tepung.
ANTIN IRSANTI/JAWA POS BUKAN SEMPOL BIASA: Nur Fadilah (kiri) dan Citra Mutiara Dewi bereksperi­men dengan cangkang telur hingga menjadi tepung.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia