Jawa Pos

Nelayan Temukan ’’Emas Terapung’’

Muntahan Ikan Paus Ditaksir Bernilai Miliaran Rupiah

-

KAUR – Sukadi, nelayan Desa Pasar Lama, Kecamatan Kaur Selatan, Kabupaten Kaur, Bengkulu, bak mendapat durian runtuh. Dia menemukan muntahan ikan paus ( ambergris) terapung di laut sekitar Pulau Enggano, Bengkulu Utara.

’’Karena tahu itu berharga, saya kumpulkan dan masukkan dalam perahu. Saat itu juga ada temanteman lain,’’ cerita Sukadi.

Menurut Sukadi, muntahan ikan paus terapung berjejer di laut mengikuti arus. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang berbentuk buah dan bulat. Ada yang kecil dan besar.

Kendati penemuan itu terjadi pada 2 November lalu, baru beberapa hari ini muntahan ikan paus yang disimpan di Pulau Enggano tersebut dibawa pulang ke Kaur oleh Sukadi.

Banyak yang menawar muntahan ikan paus itu, bahkan sempat terjadi transaksi 150 kilogram. Nilainya Rp 3,3 miliar. Sebab, di pasar luar negeri, per kilogram bisa laku Rp 22 juta.

Namun, Sukadi mengaku membatalka­n penjualan tersebut. Sebab, pembeli hanya mampu membayar setengah harga dari yang dijanjikan.

’’Yang nawar Rp 22 juta per kilo awalnya sudah siap kita kirim, namun uangnya kurang, jadi kita batalkan. Saya mau ada uang, barang angkut sesuai timbangan. Saya tidak bisa tidur karena banyak yang datang dan menelepon mau muntahan ikan paus ini,’’ cerita Sukadi. Selain 150 kilogram yang sempat ditawar itu, Sukadi masih memi- liki 200 kg lainnya.

Keterangan terbaru yang didapat Rakyat Bengkulu ( Jawa Pos Group) dari Sukadi, banyak yang menawar jauh di bawah harga Rp 22 juta per kg. Alasannya, muntahan ikan paus itu masih basah dan belum mengkrista­l.

Sukadi mengaku masih mencari harga yang lebih pas. Muntahan ikan paus yang ditemukan Sukadi berwarna putih bercampur kuning. Kalau dipegang seperti lilin. Muntahan itu jarang ditemukan dan sangat langka. Biasanya, muntahan ikan paus tersebut digunakan untuk bahan pembuat parfum.

’’Kalau ada yang nawar lebih mahal, akan saya lepas. Sudah banyak yang menghubung­i saya, namun belum cocok harga. Saya ingin di atas Rp 22 juta per kg, minimal Rp 30 juta per kilo lah,’’ sambung Sukadi.

Meski demikian, dia berharap calon pembeli dapat melihat muntahan ikan paus yang dimiliki. Jangan sampai kecewa dan ragu. Dia mengakui muntahan ikan paus berwarna abu-abu bernilai hingga Rp 500 juta per kilogram. Nelayan yang menemukan ’’emas terapung’’ itu bukan hanya warga dari Indonesia. Ada juga yang di luar negeri.

Hingga kini, ’’harta karun lautan’’ milik Sukadi itu masih tersimpan di rumahnya. Ponselnya terus berdering dari orang yang menawarkan jasa mau membantu menjual hingga yang mau membeli.

Sukadi juga mengaku sudah beberapa kali dihubungi orang dari Jakarta yang berminat untuk warga Swiss dan Prancis. Dia segera membawa sampel muntahan ikan paus tersebut ke Jakarta untuk dites.

’’Kalau cocok harganya, ya dilepas. Kalau belum cocok, kita simpan saja. Karena saya yakin makin lama muntahan ikan paus ini akan semakin mahal.’’ (cik/c19/ami)

 ?? ALBERTUS/RAKYAT BENGKULU/JPG ?? SIAP DIUJI: Sukadi menunjukka­n muntahan ikan paus temuannya yang total mencapai 350 kilogram.
ALBERTUS/RAKYAT BENGKULU/JPG SIAP DIUJI: Sukadi menunjukka­n muntahan ikan paus temuannya yang total mencapai 350 kilogram.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia