10 Tahun Lagi, Bikin Label Fashion Sendiri
JAUH sebelum akhirnya terjun ke dunia akting, Putri Marino lebih dulu jatuh cinta pada bidang fashion. Menghabiskan masa kecil hingga SMA di Bali, Putri lantas mengambil kuliah design di Bolzano, Italia. Setahun kemudian, dia lulus dan kembali ke Bali untuk bekerja di sebuah label clothing internasional.
Saat itu, dia banyak berurusan dengan mendesain, pemotretan, styling busana, menentukan penampilan model, dan sebagainya. ” Multitasking deh,” ucapnya, lalu tertawa renyah.
Sekitar 1,5 tahun bekerja di bidang mode, pada 2016 dia mendapat kesempatan jadi pembawa acara Cocok dengan jiwa Putri yang dan senang belajar hal baru. Dari situ, jalan Putri untuk masuk ke dunia film terbuka.
Namun, kecintaan Putri terhadap tak bisa hilang. Terutama terhadap kain-kain tradisional. Setiap berkunjung ke daerah, Putri menyempatkan waktu untuk berburu kain tradisional. Misalnya, ketika promo di Jogja, dia tak lupa hunting batik. ”Yang paling gila kalau ke Indonesia Timur seperti Flores. Bisa borong kain banyak banget,” katanya.
Perempuan bermata indah itu menyimpan impian suatu saat nanti membuat label busana sendiri sehingga desain-desainnya bisa dinikmati banyak orang. ”Tapi, mungkin masih jangka panjang, 10 tahun lagi. Sebab, sekarang pengin fokus di film dulu,” ujarnya. (nor/c16/na)
Siapa Putri Marino? Kok tiba-tiba menggondol Piala Citra dari ajang Festival
Film Indonesia 2017? Kategori aktris terbaik pula. Putri memang pendatang baru. Tapi, gelar itu justru membuktikan bahwa Putri tidak bisa dipandang remeh. SABTU malam (11/11) menjadi hari bersejarah bagi Putri Marino. Pada malam puncak Festival Film Indonesia yang dihelat di Manado itu, namanya diumumkan sebagai Pemeran Utama Wanita Terbaik lewat film Lawan main Adipati Dolken tersebut benarbenar tidak menyangka. Betapa tidak? Film itu merupakan pengalaman pertamanya berakting.
Ditambah lagi, nama-nama lain yang masuk nominasi sudah lebih lama terjun ke dunia film. Ada Dian Sastro, Adinia Wirasti, Tatjana Saphira, dan Sheryl Sheinafia. ’’Saya datang ke Manado tanpa ekspektasi apa-apa. Jadi, waktu dengar nama saya disebut Om Tio (Pakusadewo) dan Meriam Bellina, satu detik, dua detik, seperti Puji Tuhan,’’ ungkapnya kemarin.
Di mana Piala Citra itu diletakkan? ’’Di tempat paling privat, kamar,’’ sahutnya riang. Dengan begitu, Putri bisa selalu memandanginya sebagai pengingat akan proses untuk meraihnya. ’’Ini apresiasi besar sekaligus tanggung jawab untuk berkarya dan belajar lebih baik,’’ tutur dia.
Sebelumnya, aktris kelahiran Denpasar, 4 Agustus 1993, itu dikenal sebagai presenter program
Setahun lalu, perempuan berdarah Bali-Italia tersebut mengikuti
untuk peran Lala dalam film garapan sutradara Edwin. Sebulan kemudian, Putri mendapat kabar bahwa dia berhasil mendapatkan peran itu.
Dunia film merupakan hal asing bagi Putri. Segalanya serbabaru. Namun, tanggung jawabnya sudah begitu menantang. Tidak hanya menjadi pemeran utama, peran yang dia mainkan pun adalah seorang atlet loncat indah. ’’Berenang atau sudah terbiasa. Tapi, loncat indah, awalnya familier buatku,’’ ujarnya.
Putri menjalani secara intens selama sebulan. Dia berlatih dengan para atlet Bagaimana gesturnya, tekniknya, sampai harus loncat dari ketinggian 10 meter.
’’Sebagai atlet, mungkin dong aku berdiri di papan menara dengan ekspresi takut. Padahal, itu di banget, setengah kaki keluar,’’ tutur Putri.
Dia harus mengusir rasa tegang dan melakukan adegan dengan natural. Semua adegan juga loncat berdua dengan Adipati, dia lakukan sendiri. Sedangkan bagian yang supersulit seperti berputar di udara dilakukan
atlet profesional. Meski begitu, tantangan yang dirasakan Putri bukan hanya adegan-adegan loncat indah.
’’Semuanya (tantangan). Dari awalnya bisa akting sama sekali, belajar memanusiakan karakter, belajar adaptasi dengan dunia film. Pengalaman baru yang menantang diri,’’ ucap perempuan yang mengidolakan Reza Rahadian, Dian Sastro, dan Angelina Jolie itu. Beradu akting dengan Adipati yang sudah kenyang pengalaman main film sangat membantu dirinya.
Kini, Putri makin merasakan nikmatnya dunia film. ’’Rasanya bikin ketagihan. Memerankan karakter di luar diri kita, memanusiakan karakter, jadi pengin lagi, pengin lagi,’’ ucapnya antu-sias. Menyusul sukses Putri meraih Piala Citra, tawaran film berdatangan. Saat ini masih dipelajari. Bagi dia, semua peran menantang. Bergantung bagaimana menghidupkan peran tersebut. (nor/c7/na)