Lebanon Takut Diperlakukan seperti Qatar
BEIRUT – Isolasi oleh negaranegara Teluk terhadap Qatar menjadi momok para pemimpin di Lebanon. Mereka khawatir diperlakukan sama seperti negara yang dipimpin Tamim bin Hamad Al Thani tersebut. Kekhawatiran itu muncul setelah mereka melihat pidato mantan Perdana Menteri Lebanon (PM) Saad Al Hariri pada Minggu malam (12/11).
Saat itu Hariri menegaskan, Hizbullah harus menepati kesepakatan saat membentuk pemerintahan koalisi. Yaitu, tidak terlibat dalam konflik regional. Jika Hizbullah melanggar, negaranegara Arab bakal menjatuhkan sanksi pada negara yang dipimpin Presiden Michel Aoun tersebut. ’’Wawancara yang dilakukan Hariri (dengan Future TV) mengindikasikan apa yang akan terjadi kepada kami jika tidak ada kom- promi (dari Hizbullah). Contohnya sudah ada di Qatar,’’ tegas sumber Reuters di Lebanon.
Qatar sudah merasakan sanksi ekonomi dari Saudi dan sekutusekutunya. Namun, negara itu kaya gas alam dan jumlah penduduknya hanya 30 ribu orang sehingga tidak terlalu terpukul. Mereka menggunakan uangnya yang berlimpah untuk membeli kebutuhan dari negara lain. Te- tapi, jika sanksi tersebut diterapkan kepada Lebanon, pukulannya bakal benar-benar terasa. Sebab, negara itu selama ini bergantung sekali dengan bantuan dari negara asing.
’’Satu-satunya tekanan yang dimiliki Saudi adalah ekonomi. Mereka bisa menekan dengan menerapkan sanksi yang dapat melukai (perekonomian),’’ ujar salah seorang pemimpin tertinggi sebuah bank di Lebanon.
Jika Saudi benar-benar menerapkan sanksi, yang bakal disasar adalah remitansi, larangan penerbangan, visa, dan ekspor. ’’Itu adalah ancaman yang serius terhadap perekonomian Lebanon yang sudah buruk. Jika mereka menghentikan transfer remitansi, itu bakal menjadi bencana,’’ ungkap salah seorang pejabat senior Lebanon. (Reuters/AP/sha/c14/any)