Jawa Pos

Militer Ngotot Tak Apa-apakan Rohingya

- NAVESH CHITRAKAR/REUTERS

YANGON – Bukti dan saksi atas kekerasan yang dilakukan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya di Negara Bagian Rakhine bisa dengan mudah ditemukan. Penyelidik­an berbagai badan independen pun memberikan hasil yang mendukung adanya kekerasan tersebut. Namun, junta militer di Myanmar ngotot tidak bersalah atas kejadian tersebut.

Senin (13/11) junta militer mengunggah hasil investigas­i internal di akun Facebook Komandan Pasukan Bersenjata Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Hasilnya sangat bertolak belakang dengan paparan media internasio­nal, bebagai lembaga HAM, dan PBB.

Junta militer menyatakan telah mewawancar­ai ribuan etnis Rohingya. Hasilnya, mereka menyatakan bahwa militer tidak menembak, memukuli, menangkap, dan memerkosa penduduk sipil.

Militer juga tidak membakar rumah, masjid, serta mencuri perhiasan dan benda-benda berharga lainnya dari penduduk. Junta militer balik menuding penduduk Rohingya lari ke Bangladesh karena takut kepada kelompok militan Rohingya alias Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA). ’’Sekali lagi, militer Myanmar mencoba menghapusk­an pelanggara­n serius yang dilakukan kepada Rohingya dan menyembuny­ikannya,’’ ujar James Gomez, direktur regional wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Amnesty Internatio­nal.

Mereka menegaskan, banyak sekali bukti-bukti bahwa militer membunuh dan memerkosa etnis Rohingya serta membakar rumahrumah mereka hingga rata dengan tanah. Apa yang dilakukan militer adalah kejahatan melawan kemanusiaa­n. Lembaga nonprofit yang berbasis di London itu mendesak PBB agar membentuk tim pencari fakta. Mereka juga meminta penyelidik independen diberi akses penuh ke Rakhine.

Tudingan bahwa militer benarbenar melakukan kekejian juga datang dari Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May. Dia menyebut apa yang terjadi pada penduduk Rohingya adalah krisis kemanusiaa­n yang menyerupai pembasmian etnis. (Reuters/ BBC/sha/c4/any)

 ??  ?? KATANYA TIDAK ADA: Mohammad Shobaik, 12, menunjukka­n bekas luka tembak yang didapatnya saat militer Myanmar menyerang desanya. Kini dia mengungsi di Kutupalong, Bangladesh.
KATANYA TIDAK ADA: Mohammad Shobaik, 12, menunjukka­n bekas luka tembak yang didapatnya saat militer Myanmar menyerang desanya. Kini dia mengungsi di Kutupalong, Bangladesh.

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia