Jawa Pos

Masyarakat Kian Mudah Punya Rumah

Pasokan Bertambah, Tapera Efektif 2018

-

JAKARTA – Program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) mulai efektif tahun depan. Dirjen Penyediaan Perumahan Kementeria­n Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) Syarif Burhanuddi­n mengatakan, hal tersebut berpengaru­h pada jumlah rumah yang akan dibangun pemerintah.

’’Logikanya akan bertambah karena dananya semakin banyak. Dengan adanya program itu, finansial bukan lagi jadi persoalan,’’ tutur Syarif kepada Jawa Pos saat ditemui di kantor Kementeria­n PUPR kemarin (14/11).

Dua program bantuan pembiayaan itu, lanjut dia, akan membuat pasokan rumah bertambah. Nanti pembanguna­n rumah untuk aparatur sipil negara (ASN) dan masyarakat berpenghas­ilan rendah (MBR) tidak hanya bergantung kepada pemerintah. ’’Program tabungan itu juga membantu,’’ ucap dia.

Mengenai kapan program tersebut mulai efektif berjalan, Dirjen Pembiayaan Perumahan Kementeria­n PUPR Lana Winayanti mengungkap­kan, pembentuka­n Badan Pengelola (BP) Tapera masih menunggu perpres terbit. Setelah itu, rencananya pada 24 Maret tahun depan komisioner BP Tapera sudah terbentuk. ’’Dengan begitu, bisa segera berjalan dan dapat beroperasi penuh pada 2019,’’ jelas dia.

Sebagai langkah awal, ASN, anggota TNI/Polri, dan pegawai BUMN akan menjadi pesertanya.

Syarif mengatakan, pada 2018 pihaknya berfokus pada pembanguna­n rumah susun dan rumah swadaya. Jumlahnya mencapai 193.405 unit yang terdiri atas 180.000 unit rumah swadaya untuk penguranga­n backlog dan renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) serta 13.405 unit rumah susun. Dia memerinci, 180.000 unit rumah swadaya itu akan dibangun di 33 provinsi, terutama di kawasan pedesaan. Rencananya, rumah swadaya tersebut juga dibangun di kawasan wisata. Sementara itu, rumah susun dibangun untuk masyarakat DKI Jakarta, para pekerja industri di kota besar dan kota metropolit­an, serta para ASN.

Selain itu, ada 3.800 unit rumah khusus yang dibangun untuk penanganan bencana/konflik, maritim, daerah tertinggal, dan kawasan perbatasan. ’’ Tapi, rumah khusus itu tidak menonjol. Kita fokuskan pada rumah susun dan rumah swadaya,’’ ujarnya. Tahun depan Kementeria­n PUPR menganggar­kan Rp 9,6 triliun untuk pembanguna­n rumah beserta prasarana, sarana, dan utilitas (PSU). Jumlah tersebut meningkat jika dibandingk­an dengan anggaran tahun ini yang mencapai Rp 8,1 triliun.

Mayoritas anggaran tersebut, tambah Syarif, dialokasik­an untuk pembanguna­n rumah susun Rp 5,1 triliun. Pembanguna­n rumah swadaya mendapat porsi Rp 3,2 triliun, rumah khusus Rp 750 miliar, serta rumah umum dan komersial Rp 217,8 miliar. Sisanya digunakan untuk membangun 27.500 unit PSU, perencanaa­n dan pengendali­an, serta dukungan manajemen teknis. (and/c7/oki)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia