Perbaikan Jalan Raya Mendesak
Jalan di Jatim Rusak di Mana-Mana
SURABAYA – Perbaikan jalan dan drainase menjadi prioritas menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2018. Pada masa itu arus kendaraan di perki rakan bertambah. Bila tidak segera dibenahi, kemacetan parah dan kecelakaan fatal tidak terhindarkan.
Dirlantas Polda Jatim Kombespol Ibnu Isticha mengungkapkan hal tersebut pada rapat analisis dan evaluasi awal kondisi jalan raya menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018 kemarin (14/11) di Hotel Utami, Sidoarjo. Dalam kesempatan itu, dia membeberkan hasil survei jalan yang dilakukan Forum Komunikasi Lalu Lintas Jatim. Titik yang disurvei adalah jalur-jalur utama di wilayah Jatim. Mulai Tuban hingga Banyuwangi
Kemudian, lintas tengah dimulai dari Surabaya menuju Ngawi. Terakhir lintas selatan, yakni Pacitan ke arah Banyuwangi. Hasilnya, beberapa masalah jalan ditemukan.
Misalnya, kondisi jalan di jalur pantai utara (pantura). Beberapa ruas jalan sepanjang Babat–Gresik rusak. Lubang ada di mana-mana. Kendaraan yang melintas pun harus zig-zag. Lokasinya di jalur utama. ’’
Mulai kerusakan ringan, sedang, hingga berat,’’ tuturnya.
Begitu juga dengan lintas tengah. Kondisinya tidak jauh beda dengan pantura. Bahkan bisa dibilang rusak berat. Padahal, volume kendaraan di jalur tengah lebih padat. Terutama saat hari libur dan hari raya.
Akibat kerusakan jalan tersebut, kendaraan kerap berjalan me- rambat. Padahal, volume kendaraan begitu banyak. Macet pun tidak terhindarkan. Bahkan, waktu tempuh di jalur tengah kini juga cenderung molor. Jika sebelumnya Surabaya–Ngawi bisa ditempuh dalam waktu 4–5 jam, kini molor hingga enam jam. Di jalur tengah, kerusakan jalan memanjang. Yang paling terasa mulai Nganjuk hingga Ngawi. Ada lubang besar di sana-sini.
Ibnu menuturkan, akses di Jatim dipadati pengguna jalan lokal. Salah satunya, para pekerja di Surabaya yang pulang kampung. Misalnya, ke Madiun, Ngawi, dan daerah pinggiran lainnya. Tren itu terjadi ’’ akhir pekan atau hari libur. Apalagi jika ada libur panjang, banyak yang memanfaatkan dengan pulang kampung,’’ paparnya.
Selain itu, waktu libur panjang tersebut akan dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata. Lokasi wisata selama ini lebih banyak di ’’ selatan. Lintas tengah ini sangat vital, pasti padat,’’ jelasnya.
Mengingat fungsinya yang penting, Ibnu menyatakan harus segera ada penanganan oleh pemangku kepentingan. Baik jalan nasional maupun provinsi dan kab/kota. Jika tidak segera ditangani, potensi kemacetan akan sulit terurai. Belum lagi masalah lain seperti bencana ’’ alam. Saat ini sudah masuk musim hujan, potensi gangguan dari bencana alam jadi lebih besar,’’ paparnya.
Genangan atau bahkan banjir bisa jadi penghambat arus lalu lintas. Ibnu pun menyoroti keadaan drainase. Selama ini drainase sering jadi masalah. Bahkan, di beberapa ruas jalan tidak ditemukan adanya drainase. ’’
Drainase selama ini kurang maksimal, perlu perbaikan agar genangan bisa segera surut,’’ ungkapnya.
Permasalahan jalan nasional sudah menjadi agenda Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) VIII. Setiap ruas sudah disiapkan penindakan. Misalnya, untuk kawasan metropolitan I, ada beberapa ruas yang sedang dikerjakan. Yakni, Krian–Legundi. Kondisinya parah. Bergelombang ’’ dan banyak lubang. Kami akan memperbaiki titik itu,’’ kata Kepala Satuan Metrpolitan I BBPJN VIII Yudi Widargo.
Dia juga mengatakan bahwa pengerjaan diupayakan secepatnya karena saat ini sudah masuk musim hujan. Pada musim tersebut jalan rusak bermunculan. Untuk mengantisipasinya, ada Tim Satu Lubang Satu Tambal. ’’
Tim itu berkeliling di wilayah Metropolitan I,’’ jelasnya.
Begitu ada yang berlubang, tim langsung menambal. Langkah tersebut dilakukan sambil menunggu pemeliharaan yang bersifat menyeluruh. Biasanya diagendakan pada proyek tahunan.
Yudi bersyukur jalan di wilayah Metropolitan I tahun ini relatif bagus. Tahun lalu Jalan Kalianak, Surabaya, dan Manyar Betoyo menjadi permasalahan besar. Pengerjaan tidak bisa segera dilaksanakan karena menunggu proses lelang.
Kini dua lokasi itu sudah bebas dari kerusakan. Jalan Kalianak sudah dibeton. Tidak ada lagi aspal bergelombang dan lubang di tengah jalan. Begitu juga dengan Manyar Betoyo. Kendaraan berat bisa melintas bebas tanpa ada gangguan kerusakan.
Ketika ditanya masalah kerusakan di wilayah selatan, Yudi mengatakan sudah ada tim yang menangani. Tim tersebut di luar wilayahnya. Namun, dia memastikan bahwa jalan yang disebut rusak dan mengalami gangguan itu sudah masuk inventa risasi. Pola peme li ha raan masih berlangsung. Tinggal menunggu gilir kacang. ( aji/ riq/ c15/ git)