Girang meski Bunga Mawar Masih Berlepotan
Sekitar 50 tahanan Rutan Kelas II-A Perempuan Surabaya mengikuti cooking class kemarin (14/11). Mereka tampak antusias belajar seni menghias puding.
SALAH seorang tahanan yang tampak antusias adalah Maya Artanti. Selama ini, dia sama sekali belum mengetahui teknik menghias puding. Kegiatan itu merupakan hal baru bagi perempuan 23 tahun tersebut. ”Makanya antusias, lumayan buat nambah wawasan,” ujarnya, lantas terkekeh.
Ilmu baru itu tidak disia-siakan begitu saja. Setiap teknik yang ditunjukkan Chef Rabbani dan Chef Bambang Nurianto berusaha dia tiru. Meski, yang diajarkan hanya dasar-dasarnya. ”Lumayan sudah bisa membuat bunga mawar,” ujarnya sambil menunjukkan hasil karyanya yang masih berlepotan.
Arek Dukuh Kupang itu mengaku ingin terus mengembangkan keahlian tersebut. Bahkan, ketika bebas nanti, dia ingin langsung praktik dan menjadikannya ladang usaha. Sebab, penghasilan dari pekerjaan sebelumnya sebagai sales promotion girl (SPG) tidak menentu. ”Semoga nanti kegiatan ini bisa mengalihkan perhatian saya dari narkoba,” ujar perempuan yang divonis lima tahun karena mengedarkan narkoba itu.
Kepala Rutan Kelas II-A Perempuan Surabaya Tri Sukapti Handayani menjelaskan, kegiatan itu merupakan yang pertama bagi mereka. Kegiatan tersebut bekerja sama dengan pihak swasta, yaitu MaxOne Hotel Tidar. Menurut dia, itu merupakan kesempatan terbaik bagi para tahanan. Mereka bisa belajar hal baru dalam waktu yang singkat. ”Kami sengaja pilih yang mudah dan murah, namun aplikatif untuk mereka,” terangnya.
Memang, bahan- bahan untuk membuat puding itu terbilang murah. Namun, harga jualnya bisa sangat tinggi. Bergantung pada seberapa rumit dan indah penggarapannya. Dengan modal Rp 50 ribu, harga puding bisa mencapai Rp 1 juta untuk diameter 20 cm.
Karena kegiatan tersebut dianggap bermanfaat, pihaknya tidak akan berhenti di situ. Ke depan, pelatihan seperti itu akan diadakan secara berkelanjutan. Selain bermanfaat, kegiatan tersebut sekaligus menjadi sarana rekreasi para tahanan. ”Nanti kami sesuaikan temanya, tidak harus puding terus,” urainya.
Sebelumnya, pihak rutan memiliki kegiatan pembinaan berupa masakmemasak. Dapur yang ada juga cukup representatif untuk memasak dalam jumlah besar. Namun, selama ini mereka jarang membuat kue, khususnya puding. ”Karena masa tinggalnya memang pendek, pelatihan yang diberikan juga yang bisa cepat dipahami,” tuturnya.
Sementara itu, General Manager MaxOne Hotel Tidar Ary Risdijawan menyatakan, pelatihan tersebut bagian dari perayaan ulang tahun kedua. Sekaligus ajang CSR ( corporate social responsibility) dengan konsep yang sedikit berbeda dari sebelumnya. Dia berharap kegiatan itu bisa bermanfaat dan memberikan dampak positif bagi tahanan. ”Selama ini kami hanya ke panti asuhan, sekarang coba kami tambah,” terangnya. (*/c6/ano)