Tiongkok Paling Ditakuti
JAKARTA – Menguatnya peran Tiongkok dalam konstelasi ekonomi maupun politik dunia telah membangun persepsi bahwa negeri itu layak ditakuti. Fenomena tersebut terlihat dari hasil survei Media Survei Nasional (Median) yang dirilis kemarin (15/11).
Dalam survei disebutkan, 22,7 persen masyarakat Indonesia menilai Tiongkok sebagai ancaman paling berbahaya saat ini. Angkanya nyaris dua kali lipat dari Amerika Serikat yang hanya 14,1 persen.
’’Setelahnya ada Malaysia dengan 7,8 persen dan Israel dengan 3,2 persen,’’ kata Direktur Riset Median Sudarto di kawasan Cikini, Jakarta, kemarin (15/11).
Kekhawatiran terhadap Tiongkok tersebut, lanjut dia, disebabkan banyak hal. Mulai dominasi ekonomi, membanjirnya produk, ideologi komunis, narkoba, utang negara, hingga dianggap anti-Islam. ’’ Yang paling dominan adalah kekhawatiran mendominasi ekonomi. Angkanya 31,2 persen. Berikutnya kekhawatiran membanjirnya produk Tiongkok di Indonesia sebesar 23,7 persen,’’ imbuhnya.
Sementara itu, terhadap Amerika Serikat, kekhawatiran lebih disebabkan manuver politik negeri tersebut. Misalnya, memiliki persenjataan modern, berstatus negara adidaya, suka ikut campur negara lain, menguasai Freeport, hingga perbedaan budaya yang mencolok dengan Indonesia.
Sudarto menilai kekhawatiran terhadap Tiongkok yang lebih tinggi daripada Amerika sebagai hal wajar. Namun, dia membantah jika hal itu sebagai efek dari pilkada DKI. Sebab, dalam menilai sebuah persoalan, perspektif ekonomi menjadi ukuran pertama bagi masyarakat sehingga relatif mengesampingkan pertimbangan politik.
Buktinya, cara pandang tersebut tidak terpengaruh afiliasi pilihan politik responden. Pemilih partai berideologi nasionalis-sekuler seperti PDIP, Hanura, dan Nasdem atau pemilih berideologi islamis-konservatif seperti PKS, PAN, serta Gerindra menyampaikan hal yang sama. ’’Mereka tidak takut militer modern atau ideologi apa, tapi mereka takut tidak dapat pekerjaan. Takut kalau kebutuhan ekonominya susah,’’ imbuhnya. (far/c19/fat)