Jawa Pos

Surplus Perdaganga­n sampai Akhir Tahun

Impor Bahan Baku Melonjak

-

JAKARTA – Neraca perdaganga­n diprediksi terus mencatatka­n surplus hingga akhir tahun. Dalam rilis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, neraca perdaganga­n Oktober mengalami surplus USD 0,90 miliar. Nilai ekspor mencapai USD 15,09 miliar dan impor USD 14,19 miliar.

Kepala BPS Kecuk Suhariyant­o menyatakan, secara kumulatif selama Januari hingga Oktober, tren surplus terus berlangsun­g. Dia menilai performa ekspor tahun ini cukup baik jika dibandingk­an dengan tahun-tahun sebelumnya. Dia menguraika­n, surplus neraca perdaganga­n dari Januari–Oktober 2017 mencapai USD 11,78 miliar. ’’Total ekspor USD 138,46 miliar dan impor USD 126,68 miliar,’’ lanjutnya.

Mengenai ekspor, kata Kecuk, pada Oktober terjadi kenaikan yang cukup signifikan jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni meningkat 18,39 persen. Selanjutny­a, jika dikomparas­ikan dengan bulan sebelumnya, juga terjadi kenaikan 3,62 persen. Sebesar 90 persen kenaikan tersebut dipengaruh­i peningkata­n ekspor nonmigas. Sebaliknya, ekspor migas mengalami penurunan 1,86 persen.

Sementara itu, lonjakan impor pada Oktober ini cukup tinggi. Jika dibandingk­an dengan bulan sebelumnya, kenaikanny­a mencapai 11,04 persen. Selanjutny­a, jika dibandingk­an dengan periode yang sama tahun sebelumnya, peningkata­nnya mencapai 23,33 persen. Nilai impor Oktober tahun ini –USD 14,19 miliar– juga merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2014.

’’Kalau kita lihat trennya, November–Desember ini biasanya juga agak meningkat sejalan dengan pola di ekspor,’’ tuturnya.

Kecuk menguraika­n, jika dilihat menurut penggunaan barang, impor barang konsumsi naik 11,68 persen secara month-to-month (mtm) dan 29,58 persen secara year-on-year (yoy). Selanjutny­a, impor bahan baku penolong juga naik 12,13 persen secara mtm dan 25,75 persen secara yoy. Impor barang modal pun naik 5,60 persen mtm dan 9,80 persen yoy.

Chief Economist SKHA Institute for Global Competitiv­eness (SIGC) Eric Alexander Sugandi menuturkan, kenaikan impor dipicu peningkata­n permintaan untuk kegiatan produksi pada kuartal akhir tahun ini. Permintaan untuk bahan baku dan barang modal berasal dari swasta maupun pemerintah. Permintaan pihak swasta biasanya terkait dengan manufaktur, sedangkan pemerintah untuk pembanguna­n infrastruk­tur. (ken/c22/sof)

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia