Presiden Lebanon Benarkan Hariri Ditahan Saudi
BEIRUT – Mantan Perdana Menteri (PM) Lebanon Saad Al Hariri tidak bisa memenuhi ucapannya. Minggu malam (12/11) dia menyatakan akan pulang ke negaranya dalam 2–3 hari. Namun, hingga kemarin (15/11) dia masih berada di Arab Saudi. Hariri bahkan berencana bertemu dengan Menlu Prancis Jean-Yves Le Drian di Riyadh. Tak kunjung pulangnya Hariri membuat Presiden Lebanon Michel Aoun berang.
Kepada media, Aoun mene- gaskan, absennya Hariri selama 12 hari ini tidak bisa dibenarkan. Alasan ketidakpulangannya juga masih simpang siur. Hariri menjadi perhatian dunia setelah mengumumkan pengunduran dirinya di Future TV saat berada di Riyadh Sabtu (4/11). ”Karena itu, kami menganggap dia ditahan. Ini adalah pelanggaran terhadap Konvensi Wina dan undang-undang HAM,” tegas Aoun saat menggelar pertemuan dengan petinggi media dan para jurnalis.
Penahanan itu sama saja dengan serangan terhadap Lebanon. Itu adalah kali pertama pemimpin 82 tahun tersebut menyatakan kepada publik secara terangterangan bahwa Hariri ditahan Saudi. Pernyataannya juga diunggah di akun Twitter resminya. Sebelumnya dia hanya menyatakan bahwa kebebasan Hariri dibatasi. Itu pun Aoun tidak langsung berbicara di depan jurnalis, melainkan lewat orang-orang terdekatnya.
Menurut dia, bukan hanya Hariri yang ditahan, melainkan juga keluarganya. Anak dan istri Hariri selama ini tinggal di Riyadh. Keluarga yang berkunjung ke kediaman Hariri di Saudi harus melalui pengecekan, baik ketika masuk maupun keluar. Penahanan Hariri dan keluarganya itu dianggap memengaruhi martabat Lebanon.
Pasca pernyataan Aoun itu, Hariri langsung mengonfirmasi kepulangannya lewat akun Twitter- nya. ”Saya ingin mengulangi dan mene- gaskan bahwa saya baik-baik saja dan akan kembali, jika Allah mengizinkan, ke Lebanon tercinta seperti yang saya janjikan ke kalian, lihat saja nanti,” cuitnya kemarin. Hariri tidak memberikan tanggal pasti kapan dirinya akan pulang.
Hizbullah yang menjadi pusaran dari krisis antara Saudi dan Lebanon belum memberikan komentar apa pun. Nasib Lebanon saat ini memang bergantung pada keputusan Hizbullah. (Reuters/AP/BBC/sha/c10/any)